androidvodic.com

Beredar Video Diduga Massa Bayaran Demo Anies, Dewi Tanjung: Kami Bukan Kubu Sebelah yang Suka Bayar - News

News - Beredar video yang disebut sebagai pengakuan massa dibayar untuk menjadi peserta aksi demo menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lengser.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, M Taufik menyebut dalam video tersebut pihak yang mengaku sebagai massa demo mengatakan ia dibayar Ro 100 ribu.

Politisi PDIP Dewi Tanjung pun dengan tegas membantah pihaknya membayar massa demi menggelar demo lantaran ia tak ada dana.

Dewi Tanjung juga balik menyindir kubu yang bertentangan dengannya bahwa mereka kerap melakukan demo dengan massa bayaran.

Dilansir News, sindiran ini disampaikan Dewi Tanjung dalam telewicara KOMPAS PETANG unggahan YouTube KOMPASTV, Rabu (15/1/2020).

"Jangan hanya bisa memfitnah, karena mungkin dari kubu sebelah ini suka membayar, jadi jangan samakan kami membayar, kami tidak punya dana," tegas Dewi Tanjung.

Muhammad Hamim sebagai pendukung Anies Baswedan pun membela diri dan menjelaskan aksi para pendukung sang gubernur juga bukan massa bayaran.

Aksi pendukung Anies Baswedan memang digelar berbarengan dengan aksi sebagian korban banjir penggugat Anies, yakni pada Selasa (14/1/2020).

"Jadi yang pertama, massa kemarin itu murni relawan Pak Anies, Mbak Dewi. Jadi enggak ada yang dibayar, kalau kita juga datang ke situ ikhlas sendiri," aku Hamim.

Hamim balas menyebut aksi yang dilakukan Dewi Tanjung untuk melengserkan Anies Baswedan sebagai tindakan makar.

Politisi PDIP Dewi Tanjung.
Politisi PDIP Dewi Tanjung. (KOMPAS.COM/RINDI NURIS)

Maka dari itu, Hamim menyebut pihaknya harus datang untuk mendampingi aksi yang ia duga sebagai makar itu.

"Terus yang kedua, Mbak Dewi ini aksinya kemarin untuk menurunkan Pak Gubernur, makanya yang itu kami hadir," ujar Hamim.

"Bang Jafar itu hadir untuk mengawal. Jadi kalau Mbak Dewi bilang mau turunkan Pak Gubernur tuh makar tuh, kita duga itu makar," sambungnya.

Aksinya disebut makar, Dewi Tanjung langsung tidak terima lantaran baginya istilah makar hanya berlaku untuk menggulingkan kepala negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat