androidvodic.com

Larang Angkut Penumpang, Sebagian Driver Ojek Online Kesulitan Modal Beralih ke Layanan Pesan Antar - News

News - Layanan ojek online dilarang angkut penumpang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta, sebagai upaya memutus rantai penularan virus corona (Covid-19).

Pengendara ojek online di Jakarta mau tak mau harus beralih ke layanan pesan antar.

Namun, yang jadi kendala tak semua dari mereka cukup modal.

Hal tersebut disampaikan Ketua Presidium Nasional Gabungan Roda Dua (Garda), Igun Wicaksono, mengomentari soal penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta terhadap penghasilan ojol.

"Terus terang 70-80 persen ojol di Jabodetabek memiliki sumber pendapatan dari angkut penumpang, sedangkan untuk beralih ke pengantaran barang butuh modal," kata Igun di Jakarta, Jumat (10/4/2020), sebagaimana dikutip Antara.

Baca: PSBB di Jakarta, Grab dan Gojek Kompak Tutup Sementara Layanan Ojek Online untuk Angkut Penumpang

Baca: 124 TKI dari Malaysia Tiba di Lanud Soewondo Medan, di Antara Mereka Sakit Gigi dan Batuk Darah

Baca: Mutia Ayu Ungkap Kerinduannya Terhadap Glenn Fredly

Modal yang dimaksud berupa dana talangan untuk membeli pesanan konsumen berupa makanan atau barang belanjaan.

Sementara tidak semua pengendara ojol memiliki dana talangan untuk beralih dari pengantaran penumpang ke barang.

Igun mengkritisi kebijakan penutupan akun pengangkutan penumpang di seluruh aplikasi layanan imbas pemberlakuan PSBB mulai hari ini.

Menurut dia, kebijakan itu belum diiringi kompensasi yang jelas terhadap nasib pengendara ojek daring.

Baca: Dukung PSBB, Kodam Jaya Bantu Pendistribusian Sembako di Wilayah DKI Jakarta

"Salah satu tuntutan kami ke pemerintah adalah kompensasi selama PSBB senilai Rp100 ribu per hari untuk mengganti pendapatan kami selama mengangkut penumpang serta memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Igun.

Pengendara ojol, Ricky Riyandi Hermawan (38) mengaku tidak mempersoalkan penutupan akun pengangkutan penumpang.

"Saya memang sudah setahun terakhir fokus pada layanan Go-Food, Go-Send, Go-Shop dan Go-Mart, jadi tidak begitu terpengaruh penutupan aplikasi Go-Ride," kata dia.

Ricky mengatakan, permintaan konsumen terhadap jasa antar barang sejak Jumat pagi justru meningkat hingga 70 persen dari hari normal.

"Saat situasi normal biasanya saya cuma dapat satu atau dua kali permintaan antar barang, tapi dari pagi tadi saya sudah antar sepuluh kiriman barang," kata Ricky.

Baca: IDI Sebut Ada 2 Faktor Penyebab Tenaga Medis Terjangkit Covid-19 Hingga Akhirnya Meninggal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dilarang Bawa Penumpang, Pengendara Ojol Kesulitan Modal untuk Beralih Layanan Pesan Antar

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat