androidvodic.com

Penyakit Mulut dan Kuku Tak Buat Penjual Hewan Kurban Ini Merugi, 130 Ekor Sapi Sudah Terjual - News

Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

News, JAKARTA - Nurul, seorang penjual hewan kurban di kawasan Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat mengaku virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak membuat lapaknya sepi.

Hingga H-2 Idul Adha, Nurul mengaku sapi kurban yang sudah laku terjual dari lapaknya berjumlah 130 ekor.

Harga sapi yang ia jual dibanderol dari harga Rp 21 juta hingga Rp 50 juta.

Nurul sendiri mengaku sudah mendapat arahan dari pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait virus PMK yang menyerang hewan seperti sapi, kambing, domba, dan babi.

Arahan dari Dinkes ini selalu ia terapkan sehingga hewan ternak yang ia jual untuk kurban tidak terkena dampak atau penyakit apapun.

Baca juga: Kementerian Pertanian Sebut 491 Ribu Sapi Sudah Divaksin PMK

"Arahan dari Dinkes selalu ada. Hitungannya normal, Alhamdulillah. Enggak ada gangguan efek samping," jelas Nurul ketika ditemui di lapak jualannya, Jumat (8/7/2022) sore.

"Ya, virus itu mah dianggap enggak dianggap. Kenyataannya, Alhamdulillah, sehat dagangan kita," lanjut dia.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) saat ini tengah mewabah di Indonesia.

Penyakit ini banyak menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, hingga domba atau kambing dan tergolong penyakit akut yang penyebarannya melalui infeksi virus dan mudah menular.

Baca juga: Cegah Meluasnya PMK, Kementan Minta Bantuan Camat Jaga Lalu Lintas Hewan Ternak

Ada beberapa tanda-tanda klinis hewan yang terkena virus PMK seperti demam, nafsu makan hilang, lepuh di hidung, lidah, mulut, dan kuku.

Kemudian air liur keluar secara berlebih (hipersalivasi), keluar lendir dari hidung, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, dan napas cepat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat