androidvodic.com

Tur Kuliner Chef Prancis Ini ke Itaewon Berakhir Tragis Saat Perayaan Halloween - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, SEOUL - Koki Prancis berusia 34 tahun yang memiliki makanan Korea favorit 'dak galbi (ayam tumis pedas)', Guenego Limamou mengunjungi distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada 29 Oktober lalu.

Ia menyambangi kawasan itu pada malam naas tragedi mematikan Halloween menjelajahi restoran-restoran lokal di gang-gang belakang distrik kehidupan malam yang populer di Seoul.

Baca juga: Ahli: Perawatan Cepat Diperlukan untuk Mereka yang Mengalami Trauma Tragedi Itaewon

Perjalanannya yang dinanti-nantikan mempelajari tentang dunia masakan Korea ini berakhir tragis, saat kawasan itu menjadi lokasi tragedi mematikan.

Ia termasuk diantara 156 orang yang tewas dalam kerumunan fatal di Itaewon.

"Ia berencana membuka restoran baru di Prancis yang menawarkan masakan Prancis yang dicampur dengan cita rasa Korea. Untuk mencari inspirasi masakan baru, ia melakukan perjalanan bisnis 10 hari ke Seoul dan seharusnya bertemu dengan berbagai ahli makanan di negara itu," kata sepupu Limamou, Isac Pereira.

Isac tiba di Korea pada Rabu lalu untuk mengidentifikasi tubuh saudaranya itu.

Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Selasa (8/11/2022), lahir di Senegal, keluarga Limamou pindah ke Prancis saat pria tersebut berusia 2 tahun.

"Ia adalah seorang koki profesional yang diakui di rumah dengan karir panjang dan gelar akademik dari salah satu sekolah kuliner terbaik di Prancis. Kami tumbuh bersama, jadi ia seperti saudara saya. Ini adalah bencana, ia memiliki masa depan yang menjanjikan sebagai koki, ada begitu banyak hal yang kami rencanakan untuk dilakukan bersama, itu tidak bisa dipercaya," tegas Isac.

Baca juga: Akhirnya Presiden Korsel Minta Maaf kepada Bangsa atas Tragedi Mematikan Halloween Itaewon

Is , yang tinggal di Seoul pada 2018 saat menempuh studi memperoleh gelar master di Universitas Kyung Hee, merupakan orang yang memperkenalkan Limamou pada cita rasa masakan Korea.

"Ketika saya mengunjungi distrik Itaewon empat tahun lalu, saya membutuhkan waktu lebih dari 20 menit untuk keluar dari pintu keluar stasiun Itaewon. Daerah itu selalu dipadati banyak orang, tapi anda tidak mengharapkan orang mati di sana. Saya mengatakan kepada Limamou untuk mengambil banyak gambar dan video sambil berjalan di sekitar kawasan itu," tegas Isac.

Pada Senin kemarin, Isac, sejumlah warga asing dari komunitas Prancis dan Senegal di Seoul, serta pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Prancis di Korsel berkumpul di Masjid Pusat Seoul di Itaewon untuk mendoakan almarhum.

Baca juga: Desak Presiden Korsel Mundur, Politik Kini Merambah ke Momen Berkabung untuk Korban Tragedi Itaewon

Jenazah Limamou akan dipulangkan ke Prancis menggunakan pesawat pada Rabu besok.

"Warga Negara Prancis kelahiran Senegal itu akan dimakamkan di tempat kelahirannya," papar Isac.

Isac pun berterima kasih kepada pemerintah Korsel dan Asiana Airlines atas dukungan mereka.

"Saya tidak dapat melakukan apapun sendiri tanpa bantuan mereka karena itu sangat sulit secara emosional," tegas Isac.

Baca juga: Kubu Oposisi Tingkatkan Tekanan Pada Pemerintah Korsel Pasca Tragedi Halloween Itaewon

Sejak kedatangannya, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri telah membantunya menjalani prosedur selanjutnya.

"Juga, (pejabat Kemlu Korsel) menelepon saya hampir setiap hari untuk memeriksa kondisi emosional saya. Asiana Airlines menawarkan tiket pesawat gratis untuk saya dan saudara saya yang telah meninggal ini, mereka semua sangat membantu," pungkas Isac.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat