androidvodic.com

Upaya Hadapi Perubahan Iklim, HIPPI DKI Akan Tanam Massal Pohon Mangrove di Utara Ibu Kota - News

News, JAKARTA - Pemerintah saat ini tengah berupaya mengatasi tingginya angka polusi udara di DKI Jakarta.   

Guna membantu upaya tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPD HIPPI) DKI Jakarta akan turut melangsungkan penanaman pohon Mangrove massal di utara Jakarta pada 8 Oktober 2023.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno dijadwalkan ikut menanam, bersama pegiat lingkungan serta warga sekitar. 

Baca juga: Sempat Batuk, Megawati Sebut Tengah Alergi Debu Akibat Polusi Udara

Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Uchy Hardiman mengatakan pihaknya telah menyiapkan ratusan pohon Mangrove sebagai upaya merespons perubahan iklim dan tingginya polusi udara ibu kota.

"Ini adalah wujud nyata kepedulian kami dalam merespons perubahan udara dan iklim yang berpotensi terjadinya bencana," kata Uchy saat konferensi pers penanaman Mangrove di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Apalagi, lanjut Uchy, Presiden Jokowi juga meminta seluruh pihak untuk menanam Mangrove di daerah pesisir supaya lingkungan hidup tetap hijau dan udara bersih.

Dalam kesempatan ini, DPD HIPPI DKI juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian 3,3 juta hektar hutan Mangrove yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Khusus di DKI Jakarta, Uchy menyebut pohon atau hutan Mangrove sejak tahun 2022 mengalami deforestasi selama delapan tahun terakhir.                                 

Data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta juga mencatat 279 hektare Mangrove hilang pada periode 2007-2020.

Pada tahun 2007 Mangrove di Jakarta mencapai 341,9 hektare. Sementara pada 2013, berkurang menjadi 207,29 hektare. Kemudian berkurang terus hingga pada 2020 tinggal 63,25 hektare.

Uchy menjelaskan jika luas Mangrove Jakarta hingga tahun 2020 tidak lebih dari 63,2 hektare dan jumlah pohon Mangrove yang dalam kondisi baik hanya 29,9 persen.

"Sisanya dalam keadaan sedang dan rusak, sementara sebanyak 40,8 persen rusak dan 29,3 persen sedang. Kondisi inilah yang mungkin membuat fungsi Mangrove sebagai pembersih polusi kurang maksimal," terang Uchy.

Dalam kesempatan ini, Uchy mengingatkan masyarakat DKI Jakarta untuk menyadari pentingnya pohon Mangrove yang dapat menyerap dan menyimpang zat karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan daratan.

"Meskipun memiliki sejumlah fungsi dan manfaat yang besar dalam mencegah polusi udara, kita harus jujur bahwasanya pemberdayaan pohon Mangrove masih belum mendapatkan perhatian yang maksimal dari sebagian besar lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan," ungkap Uchy.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat