Terpilihnya Airlangga Hartarto Penting Bagi Terciptanya Soliditas Internal Golkar - News
News, JAKARTA - Airlangga Hartarto terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum Golkar yang baru, menggantikan terdakwa kasus korupsi e-KTP Setya Novanto lewat rapat pleno DPP Partai Golkar.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego menilai pergantian posisi Ketua Umum Golkar dari Setya Novanto kepada Airlangga sangat memiliki nilai penting bagi terciptanya soliditas partai.
Pasalnya ketika kasus hukum Setya Novanto bergulir sempat terjadi konflik di internal hingga ada kader yang harus dipecat karenanya.
"Baguslah kalau Airlangga sudah dipilih secara aklamasi oleh elute Partai Golkar. Jarang terjadi itu. Katanya, tinggal formalisasi di Rapimnas dan Munaslub," ujar Indria Samego kepada News, Jumat (15/12/2017).
Menurutnya pula, pengukuhan Airlangga sebagai nakhoda baru partai Golkar harus segera diambil untuk majunya partai berlambang beringini yang akan menghadapi Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Baca: Jokowi Resmikan Pembangunan Rel Ganda Sukabumi-Bogor
"Ini penting artinya bagi soliditas partai," kata Indria Samego.
Terpilihnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto secara aklamasi sebagai nakhoda baru Partai Golkar dianggap berbagai kalangan sebagai langkah penyelesaian terbaik usai badai menggayuti partai berlambang pohon beringin.
Pasca turbulensi politik usai penghentian sidang praperadilan tersangka kasus korupsi e-ktp Setya Novanto, kekuatan antar faksi-faksi di dalam partai Golkar menjadi mereda usai Airlangga Hartarto mendapat dukungan dari berbagai elemen di Golkar.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menyebut pilihan yang akhirnya jatuh kepada sosok putra Hartarto mantan menteri perindustrian era Soeharto adalah pilihan terbaik.
"Di saat tarik menarik antara kubu status quo Setya Novanto - Idrus Marham yang bersatu dengan kubu Aburizal Bakrie dengan memunculkan Azis Syamsuddin dengan kubu Cendana yang disokong tokoh-tokoh gaek Orde Baru dengan memunculkan figur Titiek Soeharto, jelas kemunculan Airlangga menjadi oase penyejuk," ungkap Ari, Jumat (15/12/2017).
"Golkar perlu kehadiran ketua umum yang steril dari beban masa lalu. Golkar terlalu lama di dasar klasemen popularitas akibat dampak kasus Setnov yang memalukan kader dan martabat partai," ungkap Ari Junaedi
Menurut pengajar program Sarjana dan Pascasarjana UI ini, dukungan yang kuat dari Istana berupa pernyataan jelas dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sinyal positif dari RI-1 terhadap Airlangga, menjadi aura yang jelas bagi arah politik Golkar di bawah komando Airlangga.
"Harus diingat watak dan tabiat Golkar yang selama ini menjadi partai pendukung rezim yang berkuasa menjadikan Golkar sebagai patron yang berkiblat pada rezim yang berkuasa. Golkar memerlukan Airlangga dan Airlangga punya chemistry pas dengan Istana," kata Ari Junaedi.(*)
Terkini Lainnya
Munaslub Partai Golkar
Indria Samego menilai pergantian posisi Ketua Umum Golkar dari Setya Novanto kepada Airlangga sangat memiliki nilai penting
Kisruh PPDB Jalur Zonasi, Pimpinan Komisi X DPR Tak Yakin Sekolah Favorit Benar-benar Hilang
BERITA TERKINI
berita POPULER
LIVE Suara Polri Meninggi Jawab Dugaan Salah Tangkap, Pegi Masih Bisa Ditahan meski Bebas?
Bareskrim Polri Buka Suara soal Dugaan Pegi Setiawan Korban Salah Tangkap Aparat
Bebas dari Tahanan Polda Jabar, Pegi Setiawan Berencana Kembali Kerja hingga Bangun Rumah Masa Depan
Respons Pengaduan PPDB, Ombudsman Koordinasi dengan Kemendikbudristek
Kubu Eks Mentan SYL Nilai Jaksa KPK Tak Bisa Buktikan Aliran Uang ke Biduan Nayunda Nabila