Teknologi ADS-B Dorong Airnav Indonesia Lakukan Modernisasi Navigasi di Papua - News
Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono
News, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil melakukan inovasi terbaru sistem pemantau penerbangan nir radar berbasis ADS-B, untuk peningkatan layanan dunia penerbangan nasional.
Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE-BPPT), Yudi Purwantoro mengatakan, Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS-B) adalah sistem navigasi penerbangan, di mana setiap pesawat memancarkan data penerbangannya berupa identitas, koordinat lokasi, ketinggian, kecepatan, dan indikator lainnya, ke segala arah melalui media gelombang radio.
“Perangkat navigasi ini mampu menggantikan fungsi radar dalam memantau penerbangan pesawat, pemasangan ADS-B dilakukan di sepanjang jalur penerbangan dan di bandara, kata Yudi, Jakarta, Sabtu (12/1/2018).
Menurut Yudi, kebutuhan perangkat navigasi berbasis ADS-B di Indonesia secara keseluruhan berjumlah lebih dari 1.000, tetapi baru terpasang 31 dibeberapa tempat.
“Penggunaan ADS-B akan mengatasi kendala penerbangan di wilayah yang kosong ataupun sulit dijangkau oleh radar, seperti wilayah Papua,” ucapnya.
Yudi menjelaskan, BPPT akan terus berinovasi dalam kaji terap teknologi elektronika navigasi untuk mendukung peningkatan keselamatan transportasi nasional, ke depan yang dikaji yaitu sistem pemantau dan pemandu pesawat dan kendaraan di bandara yang disebut Advanced Surface Movement Guidance Control Surveilance (A-SMGCS).
“Inovasi ini dapat menghindarkan tabrakan pesawat di bandara, serta Mini Air Traffic Controller (ATC) untuk mengatur ruang udara,” pungkasnya.
Adapun ragam kelebihan inovasi system ADS-B BPPT yang bekerjasama dengan PT INTI ini jika dibandingkan dengan radar adalah sebagai berikut:
1. Jangkauan coverage lebih luas: radius 250mil (450km) segala arah, sedangkan coverage radar prinsipnya satu arah sejauh kurang dari
2. Jumlah pesawat yang dapat dipantau lebih banyak: 500 pesawat, sehingga memperkecil separasi antar pesawat dan meningkatkan jumlah penerbangan.
Baca: Pernyataan Aiptu M Yasin, Polisi yang Tarus Ikan Lele di Kubangan Jalan di Demak
3. Lebih sederhana dalam instalasi, operasi dan pemeliharaan, serta rendah biaya investasi, instalasi, operasi dan pemeliharaan.
4. Dapat dipasang di berbagai medan lokasi, termasuk lokasi terpencil karena kebutuhan energi listriknya kecil sehingga dapat menggunakan listrik tenaga surya.
5. Dukungan purna jual lebih efektif dan efisien karena dilakukan sepenuhnya oleh tenaga ahli dalam negeri, sehingga meningkatkan jam operasi dan kehandalan.
Terkini Lainnya
Kebutuhan perangkat navigasi berbasis ADS-B di Indonesia secara keseluruhan berjumlah lebih dari 1.000
Setelah Bebas, Pegi Cerita Ingin Main PS: Mau Main Sepuasnya, Melampiaskan Kerinduan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Hadapi Krisis Iklim, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Ketahanan Lingkungan
Periksa Karo SDM KPK, Penyidik Dalami Proses Pemberhentian Pegawai yang Terlibat Pungli Rutan
Grand Syekh Al Azhar Mesir Akan Beri Kuliah Umum di UIN Jakarta Usai Bertemu Jokowi
Hingga Jabatan Presiden Jokowi Berakhir, Dirut BPJS Kesehatan Pastikan Iuran BPJS Tak Naik
Hakim Agung Gazalba Saleh Bakal Jalani Sidang Kasus Gratifikasi 2 Kali Dalam Sepekan