androidvodic.com

Alvara Riset Jelaskan 5 Prinsip Kampanye Untuk Raih Suara Milenial - News

News, JAKARTA -- Founder and CEO Alvara Research Center, Hasanudin Ali menyarankan, partai politik perlu mematuhi 5 prinsip ini saat berkampanye caleg maupun capres-cawapres, agar dapat meraih suara milenial.

Ia mengatakan dari riset yang dihasilkan, suara milenial mencapai 30-40 persen dari total pemilih pada tahun depan.

"30-40 persen dari total pemilih merupakan kaum milenial yang sangat berpotensi," kata Hasanudin dalam diskusi bertajuk, Pemilih Milenial dan Masa Depan Bangsa di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2018).

Pertama Hasanudin mengatakan, bahwa para calon harus memperhatikan bahasa yang digunakan, karena milenial hidup di era sebaran informasi.

"Itu mengalir begitu deras begitu ya, maka kampanye yang digunakan harus menggunakan bahasa-bahasa yang praktis, tidak boleh janji-janji yang mengawang dan seterusnya," ujar Hasanudin.

Baca: Ketua DPR: Pilihlah Capres yang telah Terbukti Berkinerja Dan Berprestasi kepada Bangsa dan Negara

Kedua, ujar dia, kaum milenial tak menyukai pencitraan, cenderung suka tampilan calon apa adanya.

"Yang ketiga, adalah pembaharuan, sesuatu yang disampaikan oleh para calon harus memiliki unsur kejutan untuk para milenial, karena generasi yang kepo yang suka sesuatu hal yang baru, maka mereka selalu ingin kejutan-kejutan Apalagi apalagi apalagi makanya kemarin misalkan apa pembukaan Asian Games itu menjadi sesuatu yang faktor kejutan," jelas dia.

Sementara, saran keempat ia mengatakan, adalah terciptanya cara kampanye yang interaktif, tidak statis atau monoton. Karena menurutnya milenial tak suka kampanye dengan sistem satu arah.

"Dan yang terakhir adalah kreatifity yakni para calon legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden harus kreatif, ataukan mesti melalui 'meme', atau typografi yang menarik. Ini lah lima cara yang paling efektif untuk menggaet kaum milenal saat ini," kata pria yang mengenakan kacamata ini.

Riset Alvara sebelumnya menyatakan, hanya 22 persen kaum millenial yang menyukai pemberitaan politik.

Sementara 70 persen lainnya, pemuda berusia 21-35 tahun tersebut lebih menyukai pemberitaan lifestyle, musik, IT, maupun film

"Kenapa? politik itu urusan orang tua, terlalu serius, kurang menarik, enggak asyik, tidak fun," ujar Hasanudin dalam acara Polemik, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2018).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat