androidvodic.com

Fahri Hamzah: Jokowi Bisa Jatuh di Tengah Jalan Kalau Pilih Kabinet Isi Pembebek dan ABS - News

Laporan Wartawan News, Rizal Bomantama

News, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyelipkan satu pesan penting kepada Presiden Indonesia terpilih 2019-2024, Joko Widodo, menjelang berakhir masa jabatan Fahri Hamzah sebagai wakil rakhyat di DPR RI,

Fahri Hamzah meminta agar Jokowi tidak memilih kabinet yang berisi pembebek dan orang-orang yang berkinerja asal bapak senang alias ABS.

“Saya berani katakan Pak Jokowi jangan pilih kabinet yang isinya pembebek dan asal bapak senang. Kalau itu dilakukan Pak Jokowi bisa jatuh di tengah jalan,” ungkap Fahri saat sesi wawancara dengan News di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2019).

Mantan politikus PKS ini menagih janji Jokowi akan memimpin bangsa Indonesia lima tahun mendatang dengan tanpa beban.  

Fahri meminta Jokowi untuk memilih sosok menteri yang mau bekerja dan tidak sibuk menjilat kekuasaan.

Baca: Mahasiswa Tolak Undangan ke Istana, Kabulkan Saja Tuntutan Kami. . .

“Kalau Pak Jokowi sebagai negarawan ingin memperbaiki bangsa dan sesuai dengan apa yang dikatakan tanpa beban, tak ingin memilih penjilat-penjilat dan memilih menteri tanpa afiliasi politik maka akan selamat dia. Orang politik banyak yang bisa bekerja tapi jangan pilih penjilat,” tegas Fahri. 

Ia menegaskan bila salah pilih menteri Jokowi bisa mengulang sejarah aksi demonstrasi besar pada 1998 yang berakhir dengan lengsernya Presiden Soeharto. 

“Kalau dia salah, mohon maaf, kita masih begini karena belum ada krisis, kalau sudah ada krisis meledak semua nanti,” ujarnya.

Terlalu Cepat Jadi Anarkis

Dalam wawancara dengan Tribunnews di kantornya, Fahri Hamzah juga menyinggung tentang aksi demonstrasi mahasiswa menolak sejumlah revisi undang-undang seperti UU KPK dan UU KUHP.

Fahri menilai aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi beberapa waktu terakhir terlalu cepat berubah menjadi kerusuhan. 

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berbincang dengan awak redaksi Tribunnews di ruang kerjanya di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019). Bulan September ini adalah bulan terakhir Fahri menjabat sebagai anggota DPR. Fahri tidak mencalonkan kembali sebagai anggota DPR pada Pileg 2019 ini. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berbincang dengan awak redaksi Tribunnews di ruang kerjanya di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019). Bulan September ini adalah bulan terakhir Fahri menjabat sebagai anggota DPR. Fahri tidak mencalonkan kembali sebagai anggota DPR pada Pileg 2019 ini. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Ia menilai mahasiswa seharusnya menghindari provokasi untuk mengedepankan dialog untuk menyampaikan aspirasinya.

“Saya mendukung aksi mahasiswa karena yang masalah yang menyumbat bangsa ini, dan kalau benar-benar murni gerakan mahasiswa ini akan hilang pada waktunya. Tapi saya kaget dan heran aksi kemarin ini terlalu cepat menjadi api,” ungkap Fahri Hamzah saat diwawancara di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (27/9/2019).

Massa demo meloncati tembok pembatas jalan Tol Dalam Kota karena dipukul mundur oleh polisi dengan dilemparnya gas air mata pada aksi demo di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus terkait kontroversi RKUHP dan RUU KPK serta beberapa isu yang sedang bergulir. News/IQBAL FIRDAUS
Massa demo meloncati tembok pembatas jalan Tol Dalam Kota karena dipukul mundur oleh polisi dengan dilemparnya gas air mata pada aksi demo di depan Gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus terkait kontroversi RKUHP dan RUU KPK serta beberapa isu yang sedang bergulir. News/IQBAL FIRDAUS (TRIBUN/IQBAL FIRDAUS)

Mantan politikus PKS ini menilai tema penolakan sejumlah revisi undang-undang seperti RUU KPK dan RUU KUHP tidak memiliki kekuatan yang kuat untuk dibawa sebagai penggerak mahasiswa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat