androidvodic.com

Sri Mulyani Nilai Grab Hidupkan Optimisme terhadap Teknologi Digital - News

News, JAKARTA - Perkembangan teknologi digital yang pesat dinilai juga membawa sisi lain berupa hilangnya pekerjaan terutama pekerjaan manual yang dilakukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Efek disruptif teknologi digital, berupa otomatisasi dan efisiensi, dinilai hanya menguntungkan kelompok tertentu dan meninggalkan mereka yang kurang beruntung.

Model bisnis Grab telah terbukti membawa jawaban yang sebaliknya karena melalui Grab, teknologi digital memainkan peranan penting dalam perkembangan pemain ekonomi yang paling kecil sekali pun.

Grab telah menciptakan pekerjaan dan sumber pendapatan bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap aktivitas ekonomi.

“Saya berterima kasih kepada Grab yang telah menghidupkan optimisme terhadap teknologi digital. Grab telah memberi akses kepada mereka yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem yang ada,” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam sambutannya di konferensi peluncuran “Social Impact Report 2018-2019” Grab di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam acara itu dibahas inisiatif sosial Grab di negara-negara Asia Tenggara tempatnya beroperasi.

Baca: Grab Beberkan Program Jangka Panjang dan Dampak Sosial yang Telah Dirasakan Masyarakat

Di Indonesia, Grab meluncurkan kerja sama dengan Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) untuk merekrut mitra pengemudi dari komunitas tuli dengan menambahkan fitur khusus dalam aplikasi dan prosedur operasinya.

Kerja sama ini merupakan bagian dari inisiatif “Break the Silence” (Mendobrak Sunyi) di Asia Tenggara untuk meningkatkan dan mengadvokasi inklusivitas untuk mendukung orang Tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran. Program ini baru dimulai di Indonesia dan Singapura dan telah berjalan di Malaysia dan Thailand.

“Grab telah menjawab pesimisme dan ikut mendorong ekonomi digital Indonesia maju selangkah. Ekonomi digital ternyata dapat membuka akses bagi mereka yang masih berpendidikan rendah sehingga peluang untuk maju dan sejahtera menjadi semakin terbuka untuk semua,” ujar Sri Mulyani.

Menteri Keuangan menambahkan, dengan peluang dan akses yang semakin terbuka, kemungkinan seseorang sukses hanya ditentukan oleh ide dan determinasinya sendiri.

Baca: Sri Mulyani Warning Perusahaan-perusahaan Indonesia Waspada, Ada Apa Sebenarnya?

Studi KPMG pada 2016 menyebutkan hanya 27 persen orang di Asia Tenggara yang memiliki rekening bank.

Menyimpan uang tunai tanpa akses ke bank tidak hanya berisiko namun juga menutup peluang mereka berkembang melalui pembiayaan dari lembaga keuangan.

Ketiadaan akses ke bank membuat 40-70 persen orang dewasa di Asia Tenggara bergantung pada lembaga pinjaman informal dan hanya 33 persen usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki akses ke kredit perbankan.

Grab telah membatu mitra-mitranya dapat mengakses bank karena salah satu syarat kemitraan dengan Grab adalah memiliki rekening bank.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat