androidvodic.com

Korban Penggusuran Tamansari Bandung Melapor Dugaan Kekerasaan Anak ke KPAI - News

Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi

News, JAKARTA - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung mendampingi anak korban dugaan kekerasan aparat saat penggusuran pemukiman Taman Sari, Bandung, Jawa Barat ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Dalam laporan tersebut, LBH Bandung mendampingi pasangan suami istri Ajo dan Silvia Indriani yang dua anaknya diduga mengalami kekerasan saat penggusuran.

Baca: Identitas Telah Diketahui, Polisi Buru Pembegal Driver Ojol di Warteg Pesanggrahan

Pengacara publik LBH Bandung, Riefqi Zulfikar mengatakan ada puluhan anak yang terdampak secara fisik dan mental akibat penggusuran tersebut.

"Kami melaporkan tindakan kekerasan yang diterima anak dan juga dampak hilangnya hak anak pasca kejadian penggusuran. Sudah kami catat yang memang terdampak penggusuran di Tamansari kurang lebih ada 25 anak yang berusia rentan 3 bulan sampai 13 tahun," ujar Riefqi di kantor KPAI, Jln Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Riefqi mengungkapkan ada anak berumur 13 tahun berinisial S yang dipukuli oleh aparat saat kejadian penggusuran pada 12 Desember 2019.

Akibat pemukulan tersebut tulang pada bahu S patah.

"Salah satu anak berinisial S pafa saat kejadian tanggal 12 Desember dipukuli oleh aparat, umurnya 13 tahun. Dipukuli secara bersamaan ada lima atau 6 aparat sampai tulang pada bahunya patah," ungkap Riefqi.

Selain kasus kekerasan, Rifqi mengungkapkan banyak anak yang terpisah dari orang tuanya saat penggusuran.

Efek traumatis juga diterima anak-anak setelah melihat orang tuanya dipukuli oleh aparat.

Rifqi mengungkapkan pasca kejadian, anak-anak Tamansari menjadi ketakutan ketika melihat orang berseragam.

"Salah satu anak berinisial K masih umur lima, enam tahunan, dia kalau melihat orang yang berseragam menjadi ketakutan tersendiri. Ketika melihat orang berkerumun dia anggap akan terjadi penggusuran," ucap Rifqi.

Sementara itu, Silvia yang anaknya diduga menjadi korban kekerasan, mengatakan banyak anak-anak di Tamansari mengalami sakit pernapasan karena efek gas air mata yang ditembakan aparat saat penggusuran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat