Komisi X Usul Gugus Tugas Bentuk Emergency Student Care untuk Awasi Anak yang Orang Tuanya Bekerja - News
Laporan Wartawan News, Vincentius Jyestha
News, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengusulkan agar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membentuk semacam emergency student care.
Pernyataan Hetifah merujuk kepada kebijakan new normal yang membuat para orang tua harus bekerja kembali. Namun di sisi lain, kebijakan new normal terhadap pendidikan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.
"Nah apakah tidak dipikirkan mungkin melalui ide Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membuat semacam emergency student care atau day care," ujar Hetifah dalam rapat Komisi X DPR dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Rabu (17/6/2020).
Opsi lainnya, kata Hetifah, bisa dilakukan dengan membuat suatu tempat penitipan anak di kelurahan atau desa yang berbasis komunitas.
Baca: Tiba di Indonesia WNI Kantongi Surat Sehat, Tapi Ternyata Positif Covid-19
Baca: Menaker: Adaptasi, Kreasi dan Inovasi Kunci Hadapi Krisis Pandemi Covid-19
Baca: Kerap Alami Penolakan, Ada Pemakaman Khusus Korban Covd-19 di Bandung Barat
"Jadi orang tua yang ingin (menitipkan) atau memiliki kesulitan (karena harus bekerja bisa menitipkan). (Jadi tempat itu) Bisa menunggu, bisa mengawasi anak-anaknya, bisa juga menjadi satu tempat mereka berlindung atau meminta pertolongan dan pelayanan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti kebijakan new normal yang bisa saja menimbulkan masalah di keluarga.
Hetifah mengatakan kebijakan new normal yang membuat orang tua harus bekerja tidak berbanding lurus dengan kebijakan new normal pendidikan yang dirasa masih lama akan diterapkan.
"Dengan perpanjangan belajar dari rumah, kalau tadi kebijakannya tidak bersamaan atau tidak in line dengan kebijakan di sektor lain itu mungkin menimbulkan masalah juga di keluarga," ujar Hetifah, dalam rapat Komisi X DPR dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Rabu (17/6/2020).
Hetifah mencontohkan jika ada sebuah keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah ataupun balita, maka mereka akan kesulitan mendampingi atau mengawasi anak-anaknya.
Alasannya para orang tua harus kembali bekerja di bawah kebijakan new normal, sementara new normal pendidikan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.
Menurut politikus Golkar tersebut yang paling penting untuk ke depannya adalah bagaimana meningkatkan daya tahan dan daya adaptasi.
Selain itu juga kemampuan tiap-tiap keluarga untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan ketersengsaraan yang mungkin dihadapi selama beberapa bulan ini akibat pandemi.
Salah satu caranya adalah dengan para orang tua tetap mendampingi dan mengawasi anak-anak di masa tumbuh kembangnya terutama di tengah pandemi.
"Maksud kami jika sekarang ada keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah, apa lagi balita, mereka sudah harus bekerja dan memasuki era new normal di luar rumahnya, sementara new normal di pendidikan masih lama. Jadi akan ada kemungkinan sebagian dari anak-anak kita tidak terawasi atau tidak bisa didampingi," ungkapnya.
Terkini Lainnya
Virus Corona
Opsi lainnya, kata Hetifah, bisa dilakukan dengan membuat suatu tempat penitipan anak di kelurahan atau desa
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiwo Serahkan Program Sosial BI ke PMI Jakarta Utara
BERITA TERKINI
berita POPULER
Eks Wakapolri Buka Suara, Pegi Setiawan Harus Dapat Rp 100 Miliar Jika Korban Salah Tangkap Polisi
Struktur Pengurus DPP PDIP Terbaru, Adian Napitupulu Jadi Wakil Sekjen
7 Fakta Sidang Praperadilan Pegi Tersangka Kasus Vina Cirebon, Putusan Bakal Dibacakan Senin Depan
Doa Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H, Ini Keutamaan Bulan Muharram
Bawaslu Respons Putusan DKPP Pecat Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kami Hormati dan Awasi