androidvodic.com

Mendagri: 99 Persen Data WNI Sudah Terekam di Dukcapil Kecuali Beberapa Daerah di Pegunungan Papua - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

News, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menjelaskan database Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) banyak dimanfaatkan untuk validasi data penanganan pandemi virus corona atau Covid-19.

Tito mengungkapkan 99 persen warga negara Indonesia (WNI) sudah terekam dalam database Dukcapil.

"Kecuali beberapa daerah di daerah pegunungan di Papua," kata Mendagri dalam keterangannya, Rabu (17/6/2020).

Dalam konferensi pers di kantor Presiden, ia menjelaskan database Dukcapil dapat dijadikan data untuk menyempurnakan atau melakukan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Satu di antaranya terkait masalah bantuan sosial (bansos) di bawah koordinasi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Baca: Kronologi Insiden yang Bikin Lionel Messi Jadi Trending Topic Dunia: Kapten Lawan Terbang Memeluk

Kemendagri berkomitmen untuk mendukung langkah-langkah dari kementerian yang terkait dalam penanganan Covid-19.

Karena itu, Tito meminta kepada kepala daerah untuk melaksanakan validasi data.

"Ini persoalannya, karena data yang ada di tingkat pusat ini berlaku secara bottom up. Jadi data yang berasal dari bawah dari desa/ kelurahan, kemudian naik ke kecamatan, naik ke tingkat kabupaten, kota, provinsi baru nanti naik ke tingkat pusat," ujarnya.

Mantan Kapolri itu mengatakan data kependudukan dapat dimanfaatkan juga untuk memverifikasi data oleh Kemenkes untuk penanganan pasien Covid-19.

Baca: Komisi Kejaksaan Beri Tanggapan Terkait Kasus Novel Baswedan: Tuntutan Bisa Melihat Aspek Keadilan

Data juga dipakai Kemenko Perekonomian untuk mendistribusikan kartu pra kerja.

Banyak daerah juga mengakses dan menggunakan data untuk menyalurkan bansos di daerah masing-masing seperti Jabar, Jatim, Jateng dan lain-lain.

"Dalam proses ini tentu membutuhkan koordinasi cepat. Nah ini masalahnya ada yang cepat, ada juga yang lambat, karena salah satu penyalurannya memang harus cepat dan tepat sasaran," katanya.

Mengumpulkan data menurutnya memang bukan tugas yang mudah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat