androidvodic.com

Peringati Maulid Nabi, Bamusi Ingatkan Pentingnya Persatuan - News

Laporan Wartawan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Dewan Pembina Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Ahmad Basarah mengatakan, pihaknya selalu mendapat tugas dari Megawati untuk selalu menjaga syiar Islam dalam satu tarikan napas dengan syiar kebangsaan serta tugas sehari-hari berorganisasi.

Termasuk dalam acara Maulid Nabi ini, meski yang hadir secara fisik dibatasi jumlahnya, Basarah mengharapkan tidak mengurangi khidmat perayaan Maulid Nabi.

Basarah menyampaikan, teladan Nabi Muhammad ialah mengutamakan persatuan, toleransi, perdamaian, dan saling hormat-menghormati terlepas apa pun latar belakangnya.

Baca juga: Bamusi: Butuh Persatuan Bangsa Untuk Bangkit Melawan Covid-19

Piagam Madinah, lanjut Basarah, merupakan bukti yang ditinggalkan Nabi Muhammad untuk merekat persatuan antarumat beragama di Madinah.

Hal itu disampaikannya dalam acara peringatan Maulid Nabi bertema 'Bangkit Bersatu Mengatasi Persoalan Bangsa Berdasarkan Akhlakul Karimah' yang diselenggarakan Baitul Muslimin PDI Perjuangan secara virtual pada Kamis (29/10/2020) malam.

"Pada saat itu agama agama seperti Yahudi, Kristen dan suku-suku lain saling bertikai, kemudian Nabi Besar Muhammad SAW membawa konsep atau platform yang bisa menyatukan mereka semua. Yang akhirnya Piagam Madinah itu diterima karena kemudian di dalamnya mengandung prinsip saling hormat-menghormati di antara agama-agama dan suku-suku yang ada di sana," kata Wakil Ketua MPR RI itu.

Baca juga: Ketua Bamusi Sebut Pemuda Kurang Berakhlak Rusak Fasilitas Umum Saat Demo

Sementara itu, penceramah Habib Hamid bin Jafar Alqadri menambahkan, salah satu ajaran Nabi Muhammad sendiri terkait persatuan dan perdamaian paling sederhana ialah kewajiban memberikan senyum.

Senyum kepada sesama ini bernilai ibadah yang bisa mengantarkan umat Nabi Muhammad ke surga milik Allah SWT.

"Ajaran mana yang menganggap sebuah senyum adalah ibadah yang bisa membawa ke surga. Ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW," ucap dia.

Baca juga: Bamusi: Penuduh PDI Perjuangan Komunis Mungkin Salah Minum Obat

Habib Hamid mengisahkan Nabi Muhammad SAW berhasil mempersatukan seluruh suku dan agama.

Yang tadinya tercerai berai, tidak menikmati persatuan, tetapi di bawah Nabi Muhammad SAW, mereka akhirnya mengenal ukhuwah atau persatuan.

Pada saat itu pula, kata Habib Hamid, ada kelompok yang ingin memecah belah persatuan itu dengan fitnah, politik identitas dan permusuhan.

Nabi Muhammad, lanjut Habib Hamid, lalu menanyakan kepada mereka semua apakah ingin kembali ke zaman primitif.

"Allah SWT kemudian menurunkan Alquran, ayat-ayatnya tentang ingatlah nikmat Allah. Ingat persatuan adalah kenikmatan yang sangat besar, tanpa persatuan tidak bisa adanya bangsa," ujarnya.

Di Indonesia, kata Habib Hamid, dikenal dengan Pancasila dan UUD 1945.

"Itu semua semata-semata untuk menikmati segala hal Allah SWT yang berikan. Perihal nikmat persatuan haus kita jaga, kita pelihara bersama-sama atas dasar lailaha illallah dengan mengedepankan akhlakul karimah," kata dia.

Habib Hamid menambahkan, jangan sampai hal yang sepele membuat persatuan NKRI terpecah. Semua harus didiskusikan agar persatuan itu tetap berjalan.

Dia mengingatkan, Muhammad SAW juga meminta umatnya tentang pentingnya tabayun atas informasi yang ada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat