androidvodic.com

Tingkat Stres Air Tinggi, Indonesia Berpotensi Krisis Air di Masa Depan - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Indonesia tergolong sebagai negara dengan tingkat stres air yang cukup tinggi, artinya adai potensi krisis air yang besar di masa depan.

Hal itu merujuk data World Resources Institute (WRI) pada tahun 2013 lalu.

Dengan kondisi seperti saat ini, konservasi air menjadi sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memang rentan kekeringan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Saparis Soedarjanto menjelaskan bahwa pemerintah tengah melakukan berbagai upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) sebagai bagian dari inisiatif memperkuat daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mengurangi kejadian bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Vaksin Pfizer Palsu Yang Disita di Meksiko dan Polandia Berisi Air Suling Hingga Cairan Anti Keriput

“Upaya pemulihan ini dilakukan secara fisik melalui kegiatan RHL dan pembuatan bangunan sipil teknis, maupun dengan membangun kesadaran dan peran masyarakat, pemerintah daerah dan swasta," kata Saparis dalam webinar “Konservasi Air Demi Masa Depan”, Kamis (22/4/2021).

"Dalam hal ini kami juga mengapresiasi sektor swasta yang dalam menjalankan usahanya tetap mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai inisiatif untuk bersama menjaga kualitas dan kuantitas air," tambah dia.

Dari sektor swasta, Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni menjelaskan, pihaknya bersama masyarakat dan para mitra berkomitmen melakukan berbagai inisiatif pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

Menurutnya yang telah dilakukan adalah upaya konservasi, pertanian ramah lingkungan, serta penyediaan akses air bersih baik bagi masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Bekerja Sama dengan Hongaria, Bentuk IHIF untuk Sukseskan Pembangunan Tanah Air

"Lami juga selalu berupaya untuk menargetkan penghematan dan pemanfaatan kembali air, serta menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan sesuai dengan regulasi terkait penggunaan sumber daya air yang ditetapkan oleh pemerintah," tukas Ratih.

Menurut Ratih, berkat kemitraan yang terbangun bersama dengan pemerintah pusat dan lokal, masyarakat, serta LSM.

Hingga saat ini, Danone Indonesia tercatat telah berhasil menanam hingga lebih dari 2,4 juta pohon, membangun lebih dari 1900 sumur resapan, membangun lebih dari 80.000 lubang biopori, membangun fasilitas panen hujan, serta membuka akses air bersih dan sanitasi (WASH) yang menjangkau lebih dari 361.000 orang. 

Bekerja dengan para ahli dan pemangku kepentingan lokal, Danone Indonesia juga berupaya untuk melakukan mitigasi dampak penurunan sumber daya air akibat perubahan iklim seperti yang dilakukan di DAS Rejoso, Jawa Timur.

Inisiatif ini diharapkan dapat memulihkan DAS tersebut yang saat ini mengalami tekanan dengan perubahan tutupan lahan dan penggunaan air yang tidak bertanggung jawab. 

“Kami berharap, ke depannya seluruh pihak termasuk seluruh pengguna air dapat memaknai betapa berharganya air dan memanfaatkannya secara bijak sekaligus menjaga kelestariannya lebih baik lagi sehingga kualitas, kuantitas dan keberlanjutannya dapat terus terjaga,” tutup Ratih.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat