androidvodic.com

Menko PMK Minta Para Profesor Komitmen Terhadap Kemanusiaan - News

News, JAKARTA -  Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendorong semua profesor atau guru besar perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan sumbangsih pemikirannya demi kepentingan kemanusiaan.

Muhadjir menjelaskan gelar profesor merupakan jenjang akademis tertinggi yang tidak sembarang orang bisa meraihnya.

Gelar itu, menurut Muhadjir, bukan untuk membanggakan diri karena sudah mencapai pangkat tertinggi akademis.

Tetapi, harus bisa digunakan untuk mengabdikan diri demi kepentingan masyarakat, kepentingan bangsa dan negara, bahkan untuk kepentingan kemanusiaan.

"Saya kira maqam (kedudukan) tertinggi dari semua profesor adalah komitmen terhadap kemanusiaan," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Sabtu (21/9/2021).

Baca juga: Menko PMK Nilai Eliminasi TBC Butuh Sinergisitas Semua Pihak

Menurutnya, masih banyak urusan kemanusiaan yang dihadapi Bangsa Indonesia di usia ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain masalah pandemi Covid-19 yang belum tuntas, menurut dia, masih banyak rakyat Indonesia yang belum merdeka secara substansi.

Mereka yang berada dalam jebakan kemiskinan ekstrem dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dengan baik.

Serta generasi muda yang terancam menjadi lost generation adalah sekelumit cerminan masalah-masalah rakyat Indonesia yang belum terpenuhi hak-hak kemerdekaannya.

Menurut Muhadjir, untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut butuh kekuatan yang besar. Tidak mungkin hanya mengandalkan satu kekuatan seperti dari pemerintah atau negara saja. Tetapi perlu dukungan semua pihak.

"Termasuk tentu saja, saya sebagai Menko PMK berharap sekali kepada API dan seluruh anggota untuk memberikan masukan-masukan kepada Kemenko PMK," kata Muhadjir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap para profesor bisa menumbuhkan keprihatinan, mencurahkan pikirannya, dan membantu mencari solusi dalam masalah kemanusiaan di Indonesia, serta mencari solusi untuk masa depan mereka yang belum mendapatkan hak-hak substansi kemerdekaannya.

Terutama, kata Muhadjir adalah masalah generasi muda yang terancam menjadi lost generation.

"Saya akan terus menunggu sumbangsih dari para profesor melalui API untuk pikiran-pikirannya yang jernih, dan pikiran-pikirannya yang terdepan dalam rangka mengisi kemerdekaan Indonesia," pungkas Muhadjir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat