Gelar Pertemuan dengan Perwakilan Mahasiswa, Nadiem Makarim: Ayo Bikin Program Bareng - News
Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi
News, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim menggelar pertemuan dengan perwakilan mahasiswa dari berbagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan organisasi kemahasiswaan.
Pertemuan digelar di kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Senayan, Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Dirinya mengajak para mahasiswa membuat program bersama dalam kebijakan Kampus Merdeka.
"Ayo kita bikin program, ayo jalan bersama. Kita kerjanya barengan, bikin program yang tangible bersama untuk mencapai Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Cerita Nadiem Makarim Antusias Diajak Risma Berkolaborasi Kembangkan Program Merdeka Belajar
Terdapat 12 orang perwakilan organisasi kemahasiswaan yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Nadiem meminta pertemuan dengan mahasiswa tersebut berjalan sesering mungkin.
"Saya ingin ini berkelanjutan. Tempat kita ngumpul, tempat kita bertukar pikiran, kolaborasi dan saling berkenalan," kata Nadiem.
Dalam pertemuan tersebut, Nadiem menjelaskan dua hal utama yang ingin diwujudkan Kemendikbudristek melalui berbagai program dan kebijakan.
"Tujuan kami saat ini adalah membuat sekolah dan perguruan tinggi itu menjadi tempat yang menyenangkan dan relevan. Sederhana saja, dua hal tadi," jelas Nadiem.
Mantan CEO Gojek ini juga mengungkapkan upaya Kemendikbudristek melakukan penghapusan tiga dosa besar.
Baca juga: Nadiem Makarim Minta Pelaksanaan Asesmen Nasional Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Tiga dosa besar di dunia pendidikan tersebut, yaitu intoleransi, perundungan, pelecehan dan kekerasan seksual.
"Kekerasan seksual menjadi fokus yang sangat penting bagi kami, dan kami akan mengeluarkan terobosan dalam waktu dekat yang akan berdampak besar kepada perguruan tinggi," ungkap Nadiem.
"Kita sudah tidak punya toleransi lagi untuk hal-hal seperti ini. Nantinya mahasiswa dapat terlibat dan menjadi penggerak di dalam proses monitoring dan pelaporan terhadap kasus-kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi di kampus," tambah Nadiem.
Selain itu, Nadiem juga menjelaskan bahwa transformasi di pendidikan, khususnya jenjang pendidikan tinggi saat ini adalah menghadirkan simulasi kebutuhan dunia nyata atau dunia kerja ke dalam kampus.
"Kita ingin semakin banyak praktisi masuk ke kampus, dan semakin banyak mahasiswa dan dosen-dosen untuk belajar di luar prodinya, atau di luar kampus. Ini adalah paket perubahan kita untuk menjadikan kampus lebih merdeka," ungkap Nadiem.
Organisasi kemahasiswaan yang hadir dalam pertemuan ini antara lain perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Kemudian Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan se-Indonesia (IMAKIPSI), BEM Nusantara, BEM Republik Indonesia (BEM RI), BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), dan BEM Pesantren.
Terkini Lainnya
Pertemuan digelar di kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Senayan, Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Koalisi Masyarakat Sipil dan Adat Papua Gelar Aksi Beri Petisi ke MA Soal Perlindungan Hutan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Minta Pembahasan RUU Polri Ditunda, ICJR Sebut Kompolnas Harus Diperkuat Sebagai Pengawas
Iptu Rudiana Dituding Rekayasa Kasus Vina Cirebon, Kuasa Hukum Klaim Ayah Eky Tak Ikut Penyidikan
Tangis Dedi Mulyadi saat Dede Ngaku Siap Masuk Penjara Gantikan 7 Terpidana Kasus Vina
Kunjungi Karawang, Presiden KSPSI Tegaskan Konsisten Dorong Pemenuhan Hak-hak Buruh
Jenderal Maruli Simanjuntak: Kalau Lihat Ada Prajurit TNI AD Terlibat Bisnis Ilegal Laporkan ke Saya