androidvodic.com

Rampungkan Rehabilitasi Mangrove Hampir 35 Ribu Hektare, BRGM Libatkan 400 Ribu Tenaga Kerja - News

Laporan Wartawan News, Fransiskus Adhiyuda

News, JAKARTA - Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Hartono menyebut, bahwa pihaknya telah merampungkan rehabilitasi mangrove seluar kurang lebih 34 ribu hektare.

Tentunya, target itu dikerjakan dengan dibantu tenaga pekerja yang mencapai 400 ribu orang.

Hal itu disampaikan Hartono pada saat pembukaan Mangrove Week yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (20/12/2021).

"BRGM telah rampungkan rehabilitasi mangrove di areal seluas 34,5 ribu hektare dengan melibatkan 400 ribu tenaga kerja," ungkap Hartono.

Mangrove Week ini merupakan juga perayaan satu tahun pembentukan BRGM oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, melalui Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2021.

Baca juga: BRGM Kebut Penyelesaian Rehabilitasi Mangrove 34 Ribu Hektare

Hartono mengatakan, awalnya Badan Restorasi Gambut difokusnya pada restorasi gambut saja. Tapi dengan mandat baru dan adanya komitmen Presiden untuk meningkatkan kontribusi kita terhadap Paris Agreement, BRG menjadi BRGM, selain restorasi gambut juga mendapat tambahan mandat untuk merehabilitasi mangrove Indonesia yang rusak kritis. 

Masa kerja BRGM adalah 4 tahun, dari tahun 2021 sampai 2024. Target yang telah ditetapkan, untuk gambut adalah 1,2 juta hektare. 

Sedangkan mangrove sekitar 600 ribu hektare. Tahun 2021, target rehabilitasi mangrove adalah 33 ribu hektare

"Artinya BRGM sudah melebihi target rehabilitasi mangrove," ujar Hartono.

Penyelesaian target rehabilitasi mangrove tak luput dari dukungan masyarakat, yang merupakan kunci keberhasilan penanaman bibit mangrove BRGM. 

Menurut Hartono, kerangka pelaksanaan rehabilitasi mangrove BRGM tahun 2021 ini melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan melibatkan masyarakat secara langsung. 

Tentunya rehabilitasi mangrove ini diharapkan dapat memulihkan fungsi ekologis mangrove, untuk jasa lingkungan yakni sebagai pencegah terjadinya abrasi, intrusi air laut, dan tempat pemijahan biota laut. 

"Juga, dapat memberikan pendapatan tambahan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Secara geopolitik, menjaga tepi batas keutuhan negara Indonesia," ungkap Hartono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat