androidvodic.com

Anies Tanggapi Permintaan Jokowi untuk Evaluasi PTM di DKI Jakarta: Kita Monitoring Terus - News

News - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menanggapi pernyataan Jokowi terkait pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di wilayah DKI Jakarta.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta adanya evaluasi pelaksanaan PTM di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Berkaitan hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan evaluasi Pembelajaran Tatap Muka di tengah melonjaknya kasus Covid-19.

Menurut Anies Baswedan, satu hal yang menjadi pertimbangan pihaknya adalah tingkat keterisian rumah sakit.

Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi: 897 Kasus Baru Dalam Sehari, 28 Siswa dan Guru Tertular, PTM Tetap Berjalan

"Salah satu faktor untuk melakukan pengetatan adalah tentang keterisian di rumah sakit."

"Untuk mencegah penularan, makanya kita semua taati protokol kesehatan.Ketika terjadi peningkatan dalam keterisian rumah sakit, maka pengendaliannya dengan mengurangi mobilitas. Itu yang dilakukan selama hampir satu setengah tahun hingga 2 tahun ini," kata Anies Baswedan di kawasan Palmerah, Selasa (1/2/2022).

Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Cipinang Melayu 05, Jakarta Timur, Senin (3/1/2022).
Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Cipinang Melayu 05, Jakarta Timur, Senin (3/1/2022). (Tribunnews/JEPRIMA)

Lebih lanjut, Anies menyebut, pihaknya terus melakukan monitoring terhadap tingkat kerisian rumah sakit di Jakarta.

"Jadi kita monitoring terus keterisian Rumah Sakit, kemudian apabila terlihat ada tren yang meningkat secara signifikan sehingga dari mengkhawatirkan dari sisi kapasitas rumah sakit, maka akan bisa dilakukan pengetatan," katanya.

Menurutnya, saat ini situasi masih relatif kecil secara jumlah.

Namun, pihaknya akan terus memantau perkembangan ke depannya, sebagaimana yang diberitakan News.

Baca juga: SMA di Tulungagung Jatim Hentikan PTMT Karena Jadi Klaster Covid-19

Kedepannya, Gubernur tidak menutup kemungkinan untuk kembali memberlakukan pembelajaran jarak jauh.

"Kita dalam situasi harus tenang. Kita juga harus sadar kalau memang angka Omicron meningkat, iya kita harus hati-hati. Tapi di sisi lain tingkat keparahannya tidak seperti 6 bulan lalu."

"Jadi, yang harus kita sama-sama sadari adalah mentaati protokol kesehatan. Bila mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, maka isolasi, supaya tidak menularkan kepada yang lain," katanya.

Selanjutnya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat