androidvodic.com

Perpusnas: Digitalisasi Perpustakaan Wajib di Masa Revolusi Industri 4.0 - News

Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi 

News, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan Revolusi Industri 4.0 menyebabkan perubahan pesat di berbagai sektor.

Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 berkaitan dengan literasi, transformasi digital, dan disrupsi pasar kerja yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 

Perpustakaan, menurutnya, harus bertransformasi dengan membangun ekosistem digital nasional.

“Kami mengumpulkan informasi yang berserakan di masyarakat. Karena di seluruh dunia, ini merupakan tugas dari pustakawan. Kemudian diseminasi dan dikemas ulang dalam bentuk informasi jadi, sehingga memudahkan para pengguna dalam memanfaatkannya," ujar Syarif melalui keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022). 

Syarif mengungkapkan, di sepanjang tahun 2022 ini, Perpusnas menargetkan mininal satu juta content creator untuk tampil di channel Youtube Perpusnas dengan memanfaatkan Perpusnas sebagai pusat informasi. 

"Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan,” ucap Syarif. 

Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi menegaskan bahwa transformasi suatu keharusan. 

Kemenko PMK punya tugas membangun manusia dan kebudayaan sehingga menjadi orang-orang hebat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Perpusnas: Ketersediaan Bahan Bacaan di Indonesia Rendah, 1 Buku Ditunggu 90 Orang

Menurutnya, perpustakaan menjadi referensi dari seluruh literasi, maka harus melakukan transformasi sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi. 

“Saat ini eranya industri 4.0 yang ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi serta kecerdasan buatan. Harus diimbangi dengan kemampuan perpustakaan sehingga bisa bertransformasi. Jadi, bisa diakses di seluruh dunia,” bebernya.

Seperti diketahui, berdasarkan penelitian yang dilakukan World Economic Forum (2020) dinyatakan bahwa 60 persen pekerjaan di dunia akan menggunakan otomasi.

Sebanyak 30 persen pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia akan digantikan mesin dengan penggunaan teknologi canggih secara massif.

Pada 2022 diprediksi akan ada 26 juta pekerjaan baru tercipta di bidang UMKM dengan bangkitnya e-commerce. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat