androidvodic.com

Bos Jababeka: Kolaborasi Lintas Sektor Jembatani Kesenjangan Sosial - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Chairman Group Jababeka yang juga Pendiri President University Setyono Djuandi Darmono bicara mengenai kesenjangan sosial masih menjadi persoalan di Indonesia.

Katanya, pendidikan berperan penting dalam mengatasi kesenjangan sosial.

“Di Indonesia, kesenjangan sosial bukan hanya terjadi pada kelompok the have and the have not, tetapi juga pada the know and the don’t know,” tutur SD Darmono saat dies natalis ke-20 President University, dikutip Sabtu (30/4/2022).

Baca juga: Jababeka Ringankan Beban Ekonomi 13 Desa di Kawasan Industri Cikarang

“Ada mereka yang mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, dan ada yang tidak. Ini membuat kesenjangan sosial menjadi semakin lebar,” papar dia.

Untuk membantu mengatasi kesenjangan tersebut, pihaknya melalui President University memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

“Kalau dihitung-hitung sejak awal beroperasi, beasiswa yang diberikan PresUniv mungkin sudah mencapai Rp 2 triliun. Memang tidak semuanya dalam bentuk tunai, tetapi ada yang in kind, seperti pemotongan biaya kuliah, biaya asrama, dan berbagai biaya lainnya,” lanjutnya.

Baca juga: Jababeka Kembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Morotai di Maluku Utara

Hal itu, menurutnya, sesuai misi President University yakni mencerdaskan bangsa.

“PresUniv kami wakafkan untuk menjadi milik publik. Milik negara. Jadi, PresUniv adalah milik Presiden Republik Indonesia, siapapun presidennya,” tutur SD Darmono.

ia juga berkisah tentang kilas balik 20 tahun pendirian PresUniv.

“Kalau biasanya justru mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar ke berbagai kampus di luar negeri, PresUniv sebaliknya. Sejak awal kami justru sudah mendatangkan mahasiswa-mahasiswa asing untuk kuliah di PresUniv,“ tutur Darmono.

Itu sebabnya, lanjut dia, program perkuliahan di PresUniv diselenggarakan dengan bahasa Inggris.

“Pada waktu itu sekitar 75 persen mahasiswa yang kuliah di PresUniv justru mahasiswa asing. Mereka datang dari China, Vietnam dan beberapa negara lainnya,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim meyakini tantangan tersebut dapat segera diatasi dengan kolaborasi lintas sektor, seperti yang telah dilakukan oleh PresUniv.

“Selama ini PresUniv sudah menjadikan industri di sekitar kampus sebagai tempat belajar bagi mahasiswa dan dosen, serta mendorong para praktisi dari berbagai perusahaan dan bidang usaha untuk menjadi sumber pengetahuan dan pengalaman,” ungkap Nadiem.

Lanjut dia, dengan cara seperti itu, PresUniv telah ikut serta membantu mewujudkan Indonesia yang lebih tangguh di masa depan.

​Selain itu, Nadiem juga mengapresiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berjalan dengan baik di PresUniv.

“Progam MBKM bertujuan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan minatnya masing-masing,” kata Nadiem.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat