androidvodic.com

Anak di Jatim Meninggal Diduga Karena Hepatitis Akut, Kemenkes Lakukan Pemeriksaan - News

TRIUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah langsung bergerak cepat menindaklanjuti kabar kematian anak di Jawa Timur yang diduga mengidap hepatitis akut.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkoordinasi dengan dinas kesehatan (Dinkes) Tulungagung untuk mengetahui faktor risiko dari kasus tersebut.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya sedang menunggu hasil pemeriksaan medis.

Baca juga: Tren Hepatitis Misterius Terus Bermunculan, Pakar Sebut Enam Gejala yang Mendominasi

"Sudah ada koordinasi dan saat ini masih menunggu beberapa pemeriksaan," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/5/2022).

Nadia juga mengatakan, hingga saat ini, total ada empat kasus dugaan penularan Hepatitis Akut.

Ia mengatakan, laporan dari beberapa daerah mengidentifikasi terjadinya sindrom kuning pada pasien.

"Belum ada tambahan (suspek) karena masih dalam pmeriksaan dan verifikasi dari dinkes kabupaten kota, karena kan laporannya berupa sindrom kuning," ujarnya.

Baca juga: Gejala Hepatitis Akut Tidak Spesifik Tapi Umumnya Mengalami Sakit Perut, Diare serta Muntah

Dikutip dari Tribunnews, pasien anak di Tulungagung, Jawa Timur meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut.

Pasien tersebut sempat bertahan selama empat hari dirawat di RSUD dr Iskak Tulungagung sebelum akhirnya meninggal dunia.

Pasien berjenis kelamin perempuan ini berusia 7 tahun asal Kecamatan Kedungwaru.

"Pasien meninggal dunia pada hari Jumat (6/5/2022) petang kemarin," terang Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, dr Kasil Rokhmat.

Lanjut dr Kasil, pasien ini terkonfirmasi hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya.

Baca juga: Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak, Menular Lewat Saluran Cerna dan Pernapasan

Pengertian terkonfirmasi, karena sesuai kriteria yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yaitu mengalami penyakit kuning akut, berusia di bawah 10 tahun dan tidak diketahui penyebabnya.

"Bukan karena virus hepatitis yang selama ini dikenali. Bukan juga karena bakteri, amuba dan jamur," ungkap dr Kasil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat