androidvodic.com

Presiden Jokowi Sebut Krisis Pangan Dunia Sudah Mulai Terlihat - News

News, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa lembaga pangan dunia FAO telah mengeluarkan peringatan akan adanya ancaman krisis pangan di dunia.

Menurut presiden krisis pangan tersebut saat ini sudah terlihat yang ditandai dengan kenaikan harga pangan di dunia.

“Peringatan juga diberikan oleh PBB, bahwa dunIa saat ini dan yang akan datang akan mengalami krisis pangan, dan ini sudah kelihatan, sekarang ini harga harga pangan dunia semuanya naik,” kata Jokowi saat meninjau lahan Sorghum di Sumba Timur, NTT,  Kamis, (2/6/2022).

Baca juga: Formula E Digelar 4 Juni, Sahroni Sebut Belum Ada Konfirmasi Presiden Jokowi Hadir

Baca juga: Bagi NasDem, Rakernas 15-17 Juni Bukan Hanya Sekedar Menjaring Calon Presiden 2024

Oleh karena itu kata Presiden, perlu ada rencana besar untuk menghadapi ancaman krisis pangan tersebut.

Di antaranya dengan melakukan diversifikasi pangan agar tidak bergantung pada satu komoditas pangan saja.

“Kita ingin banyak alternatif-alternatif banyak pilihan-pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita, diversifikasi pangan, alternatif alternatif bahan pangan, tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung , memiliki sagu dan juga sebetulnya tanaman lama kita  Sorghum,” katanya.

Tanaman-tanaman pangan tersebut harus dikembangkan sesuai dengan kecocokan kondisi lahan.

Seperti misalnya Sorghum yang cocok atau berhasil ditanam di NTT dibandingkan tanaman pangan lainnya.

“Sudah dicoba di Kabupaten Sumba Timur seluas 60 hektar dan kita melihat sendiri hasilnya seperti yang tadi kita lihat sangat baik,” katanya.

Baca juga: Pengamat soal Hubungan Jokowi dan Megawati : Bukan Ingin Dijauhkan Tapi Saling Menjauhkan 

Dengan memiliki pangan yang beragam maka ketergantungan akan impor di tengah krisis pangan akan berkurang.

Justru sebaliknya jika stok pangan berlebih maka bahan pangan tersebut dapat di ekspor.

“Kalau memang kita berlebih, ada stok, ya engga apa apa, justru ini yang ingin kita ekspor dan akan menghasilkan devisa bagi negara,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat