androidvodic.com

Puan Ajak Masyarakat Dukung Ibu Beri ASI Eksklusif di Pekan Menyusui Sedunia - News

Laporan Wartawan News, Chaerul Umam

News, JAKARTA - Memperingati Pekan Menyusui Sedunia tahun 2022, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh masyarakat mendukung para ibu memberikan ASI ekslusif kepada anak. 

Hal ini penting untuk menurunkan angka stunting atau gizi kronis di Indonesia.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia mendukung para ibu agar dapat menyusui sejak dini, secara eksklusif, dan berkesinambungan demi menurunkan angka stunting pada anak, khususnya pada momen World Breastfeeding Week 2022,” kata Puan, Selasa (2/8/2022).

Pekan Menyusui Sedunia yang dimulai sejak 1 hingga 7 Agustus 2022 berfokus pada penguatan kapasitas seseorang yang melindungi, mempromosikan, dan mendukung menyusui di berbagai lapisan masyarakat. 

Puan mengingatkan, inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting. 

Baca juga: Politikus PDIP Sebut Puan Maharani Miliki Perhatian Tinggi Terhadap Masalah Kesejahteraan Sosial

“Praktik menyusui yang optimal adalah kunci untuk menurunkan stunting pada anak di bawah usia lima tahun. Tentunya ini perlu dioptomalkan demi mencapai target global dan nasional dalam mengurangi stunting hingga 40 persen,” ucapnya.

Adapun tema pada Pekan Menyusui Sedunia 2022 adalah menyusui merupakan kunci dalam menentukan strategi pembangunan berkelanjutan pascapandemi Covid-19. 

“Secara khusus saya mengapresiasi para ibu dan seluruh keluarga Indonesia yang terus berjuang untuk bisa melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan memberikan asupan ASI bagi bayi dan anak-anak di tengah ancaman penularan Covid-19,” ujarnya. 

Mantan Menko PMK itu pun mengajak seluruh elemen bangsa menyuksesnya World Breastfeeding Week dengan mendukung para ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya. 

Dia menyebut, menyusui merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi kesehatan anak dan ibu. 

"Meneruskan menyusui setelah enam bulan hingga dua tahun bersama dengan pemberian makanan pendamping ASI adalah cara yang paling memadai dan paling aman untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan memastikan perkembangan kognitif dalam fase kritis kehidupan,” katanya.

Puan meminta para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertahankan perlindungan, promosi, dan dukungan untuk menyusui. 

Pasalnya, ASI telah terbukti sebagai langkah strategis yang mampu menyelamatkan nyawa serta menjadi fondasi bagi masyarakat sehat, cerdas, dan produktif.

“DPR sendiri terus memberi dukungan agar anak memperoleh haknya mendapatkan ASI ekslusif agar dapat memiliki tumbuh kembang yang baik, termasuk melalui Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA),” ujar Puan.

Dalam Pasal 9 RUU KIA, terdapat aturan yang memastikan setiap anak berhak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Puan mengatakan, usul DPR menambah cuti melahirkan ibu pekerja dari 3 menjadi 6 bulan pun bertujuan agar anak mendapatkan ASI eksklusif.

“Aturan cuti 6 bulan ini diharapkan agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif untuk mendukung agar anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat memiliki tumbuh kembang yang baik sehingga dapat menjadi SDM yang unggul,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat