androidvodic.com

Soal Ucapan 'Amplop' di Acara KPK, PPP Sebut Suharso Monoarfa Segera Temui para Ulama dan Kiai - News

News, JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Syarifah Amelia merespons soal potongan pidato Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang beredar saat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketum dalam acara pembekalan antikorupsi politik cerdas berintegrasi di Gedung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

Menurut Syarifah Amelia, narasi yang diduga mengandung unsur hinaan terhadap kiai dan pesantren itu merupakan kesalahan penafsiran.

Karena itulah, dalam waktu dekat, dikatakan Syarifah Amelia, Suharso Monoarfa akan segera menemui ulama dan kiai untuk dapat berbincang dan memohon masukan secara langsung.

Baca juga: PPP Minta Maaf kepada Para Kiai soal Ucapan Amplop Suharso Monoarfa di KPK

Awalnya, Syarifah Amelia menyampaikan bahwa para pengurus harian DPP PPP yang menjadi peserta acara pendidikan politik antikorupsi tersebut, menjadi saksi bahwa jika disimak secara utuh tanpa dipotong serta disesuaikan dengan konteks diskusi yang mengiringinya,tidak ada niat sama sekali dari Suharso Monoarfa untuk menyinggung perasaan para kiai.

"Bagi PPP, pesantren adalah salah satu garda terdepan pendidikan ummat, sehingga dalam pendidikan anti korupsi, kita harapkan dapat dimulai dengan memahami betul perbedaan pemberian hadiah/bisyarah yang penuh kasih serta infak/shodaqoh yang berlandaskan keikhlasan dengan praktik yang mengarah pada gratifikasi di lingkungan pesantren," ujar Syarifah Amelia kepada wartawan, Sabtu (20/8/2022).

Dia mengatakan, Suharso Monoarfa menyampaikan pernyataan tersebut tak lain untuk menanggapi permintaan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron agar PPP mampu memberikan warna politik yang berbeda.

"Bukan membenarkan yang biasa, tapi membiasakan yang benar. PPP harus mampu menjadi partai yang mewujudkan politik berketuhanan yang maha esa, bukan berkeuangan yang maha kuasa," kata Syarifah Amelia menirukan narasi Ghufron.

Dia menambahkan pada akhir acara pembekalan, Suharso Monoarfa selaku Ketum PPP menandatangani komitmen untuk membangun integritas internal parpol agar menolak politik uang dan praktik korupsi lainnnya.

Bagi PPP, dikatakan Syarifah Amelia, penghormatan kepada ulama adalah salah satu cara PPP mengingat jati dirinya.

Syarifah Amelia juga meyakini Suharso Monoarfa akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki kesalahpahaman ini.

"PPP dibentuk ulama, diawasi ulama, memperjuangkan ulama. Hal ini yang selalu ditanamkan oleh para petinggi 0artai, termasuk Pak Suharso," kata Syarifah Amelia

“Beliau sekali lagi menyampaikan tidak sedikit pun bermaksud untuk menyinggung kiai dan ulama, serta menyesalkan video pidato beliau yang dipenggal seadanya, namun beliau mengakui beliau sangat terpukul jika sampai ada ulama/kiai yang terluka karena hal ini,” tandas dia.

Baca juga: Suharso Ungkap Pembentukan KIB Bukan Hanya untuk Bersatu Tetapi Juga untuk Menang

Sebelumnya, dalam kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP, Suharso Monoarfa menceritakan pengalaman pribadinya saat berkunjung ke pondok pesantren besar, guna meminta doa dari beberapa kiai yang menurutnya juga kiai besar.

"Waktu saya Plt. Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain kemudian saya jalan. Tak lama kemudian saya dapat pesan di WhatsApp, 'Pak Plt, tadi ninggalin apa gak untuk kiai?'" cerita Suharso.

Suharso yang merasa tidak meninggalkan sesuatu di sana sempat menduga ada barang cucunya yang tertinggal di pesantren tersebut.

Kata orang yang mengirim pesan ke dia, bukan barang yang tertinggal. Setelah dijelaskan bahwa harus ada pemberian untuk kiai dan pesantren, ujar Suharso, dia bahkan sempat menyebutkan tidak membawa sarung, peci, Al Quran atau lainnya.

“Kayak gak ngerti aja Pak Harso ini, gitu Pak Guru. I've provited one, every week. Dan bahkan sampai saat ini, kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya, enggak ada amplopnya Pak, itu pulangnya itu, sesuatu yang hambar," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat