Kemendagri: Pembangunan Jakarta Harus Berlanjut Meski Ibu Kota Pindah Ke Kalimantan Timur - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
News, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menekankan pentingnya keberlanjutan pembangunan di DKI Jakarta meski ibu kota negara akan dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur.
Pembahasan sistem pemerintahan Jakarta pasca-pemindahan Ibu Kota dibedah dalam forum diskusi yang diselenggarakan Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Kepala BSKDN Eko Prasetyanto mengatakan pemindahan Ibu Kota merupakan kebijakan yang strategis, namun keberlanjutan pembangunan di Jakarta harus tetap menjadi perhatian.
“Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara menjadi dasar pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Kebijakan ini sangat strategis. Bagaimana caranya kita harus tetap menjaga keberlanjutan pembangunan (Jakarta),” kata Kepala BSKDN Eko Prasetyanto.
Baca juga: KPK Eksekusi Eks Dirjen Kemendagri Ardian Noervianto ke Lapas Sukamiskin
Menurutnya, pembangunan di Jakarta akan dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Eko mencontohkan masalah polusi udara yang saat ini sudah masuk dalam kategori sedang.
Selain itu, intrusi air laut juga menjadi problem lain yang bakal menyebabkan permukaan tanah terus mengalami penurunan.
Tidak hanya itu, Eko juga turut menyinggung mengenai tingkat kepadatan penduduk di Jakarta.
“Jakarta hanya memiliki luas sekitar 651 km persegi, namun dihuni 11,5 juta penduduk dengan kepadatan 17 ribu jiwa per km persegi. Bahkan di wilayah Jakarta Pusat sudah 23 ribu jiwa. Jangan sampai masalah-masalah ini meluas di masa mendatang,” ujar Eko.
Baca juga: Sekjen Kemendagri Tekankan Pentingnya Keharmonisan Antara Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Jakarta, lanjutnya, disokong oleh kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 82 triliun rupiah.
Jumlah itu dikatakan Eko termasuk APBD tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia.
Karenanya, Jakarta diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dan menjaga agar Indeks Pembangunan Manusia tetap tinggi.
“Kita harus paham bagaimana persoalan demografi ke depannya. Karena kalau kita ketahui, bonus demografi di Jakarta sangat luar biasa. 70 persen usia produktif. Usia tidak produktif hanya 30 persen. Artinya ini memerlukan lapangan kerja yang tinggi. Lalu bagaimana desainnya agar Jakarta dapat menjadi kota global dan memberikan kenyamanan,” jelas Eko.
Eko mengajak para narasumber dan hadirin untuk turut bersama mendiskusikan konsep pembangunan berkelanjutan di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut hadir sebagai narasumber Direktur Regional I Kementerian PPN/Bappenas Abdul Malik, Kepala Puslitbang Otda, Polpum BSKDN Kemendagri Akbar Ali, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali, dan Ketua Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia Riant Nugroho, serta Peneliti CSIS Arya Fernandes.
“Diskusi seperti ini akan kita lakukan terus menerus hingga proses pemindahan ibu kota negara selesai, sehingga dapat memberikan telaahan-telaahan strategis,” kata Eko.
Terkini Lainnya
Kemendagri menekankan pentingnya keberlanjutan pembangunan di DKI Jakarta meski ibu kota negara akan dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur.
Obat di Indonesia Mahal, Prof Tjandra: Ini Salah Satu Alasan Orang Kita Berobat ke Luar Negeri
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Bakal Hidangkan Kuliner Nusantara untuk Paus Fransiskus, Panitia: Mungkin Pecel Lele
CAT Klaim Dirayu Hasyim Asyari, Eks Ketua KPU Curhat Perceraian dengan Istri untuk Luluhkan Hatinya
5 Poin Surat Pernyataan Hasyim Asy'ari ke Korban: Janjikan Apartemen, Berkabar Minimal Sehari Sekali
Sudirman Said: Anies Baswedan Justru yang Meninggalkan Saya, Bukan Sebaliknya
Jebolan Sarjana FH Unsoed, Harta Ketua KPU Hasyim Asyari Naik Hampir Rp 2 Miliar dalam Tiga Tahun