androidvodic.com

PT Komodo Armament Indonesia, Mampu Buat Pabrik Senjata dan Amunisi yang Bisa Dimobilisasi Cepat - News

Laporan Wartawan News, Gita Irawan

News, JAKARTA - Direktur Utama PT Komodo Armament Indonesia, Dananjaya A Trihardjo, mengatakan bisa membuat pabrik senjata serbu dan amunisi polymer serta propelan yang bisa dimobilisasi ke seluruh Indonesia dengan cepat.

Dananjaya mengatakan pabrik senjata serbu dan amunisi yang dibuat oleh perusahaannya bisa dimasukan ke dalam kontainer-kontainer dalam waktu 48 jam dan dimobilisasi ke seluruh wilayah di Indonesia.

Hal tersebut disampaikannya di stan Pinhantanas dalam Pameran Indo Defense 2022 Expo & Forum di JI Expo Kemayoran Jakarta pada Rabu (2/11/2022).

"Jadi pabrik itu dengan waktu yang sangat cepat, 48 jam bisa diloading ke dalam kontainer bisa kami pindahkan ke semua destinasi yang ada di Indonesia," kata Dananjaya.

Untuk skala produksinya, kata dia, dengan 14 kontainer ia bisa membuat 5 ribu pucuk senjata serbu per tahun.

Selain itu juga, kata dia, dua juta amunisi polymer.

"Untuk persenjataan, dengan 14 kontainer itu kami bisa membuat 5 ribu pucuk senjata serbu per tahun, dua juta amunisi polymer ini, dengan propelan dan pendukungnya, dan magazine, maupun popor, atau part lainnya," kata Dananjaya.

Ia mengakui modal masih menjadi tantangan dalam industri tersebut.

Pabrik tersebut, kata dia, saat ini masih membutuhkan modal tambahan untuk bisa direalisasikan.

"Sekarang sudah ada (pabriknya), cuma penambahan saja mungkin sekitar Rp 30 miliar lagi, sudah bisa realisasi," kata dia.

Sejak didirikan pada 2016 lalu, kata dia, perusahannya sudah mampu memproduksi senjata serbu polymer, amunisi polymer kaliber 5,56 x 45 mm, dan magazen polymer dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 82,5 persen.

Baca juga: PT DI Incar 2 Kontrak Pengadaan Pesawat di Pameran Indo Defence 2022

Selain itu, perusahannya juga mampu membuat propelan.

Senjata serbu dan amunisi tersebut, kata dia, telah mendapatkan sertifikat uji kelaikan baik dari Dislitbang AD dan Kementerian Pertahanan sejak tiga tahun lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat