androidvodic.com

BPIP: Pancasila Harus jadi Pondasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi - News

Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi

News, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono mengatakan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di Indonesia berdasar kepada haluan ideologi Pancasila.

Menurut Karjono, ideologi Pancasila merupakan pondasi dalam bidang Iptek.

"Pancasila harus menjadi pondasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini ruhnya. Apa yang harus kita lakukan terkait dengan iptek ini," ujar Karjono dalam bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, Rabu (21/12/2022).

Dirinya meminta agar perguruan tinggi berperan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.

Pengembangan iptek di perguruan tinggi, menurut Karjono, harus sesuai dengan spirit Pancasila.

Baca juga: Buka Konferensi Wilayah IPNU-IPPNU Jateng, Ganjar Ajak Santri Jadi Penegak Nilai Pancasila

"Perencanaan pembangunan nasional di segala bidang ilmu pengetahuan dan teknologi wajib mendasarkan pada haluan ideologi Pancasila. Ini ruh bahwa semua iptek itu harus dilakukan dengan Pancasila," kata Karjono.

"Ruh dari dari perguruan tinggi tidak lain juga terkait dengan iptek," tambah Karjono.

Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat menyatakan buku "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" memberikan ruang pendalaman pembelajaran terhadap bagaimana supaya Pancasila sebagai ideologi negara.

“Oleh karena itu para rektor menganggap penting ada langkah yang dilakukan, terrmasuk dengan para rektor menuliskan gagasan dari berbagai perspektif dan jadi referensi penting dan warna sejarah perjalanan bangsa ke depan,” kata Ojat.

Seperti diketahui, buku ini ditulis oleh 23 rektor dan guru besar.

Baca juga: Pembekalan Bacaleg 2024, PDIP: Korupsi Tidak Sesuai dengan Ideologi Pancasila

Buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta ditulis oleh Fatah Sulaiman dkk. Editor buku setebal 224 halaman itu antara lain Ojat Darojat, Fatah Sulaiman, Nurhasan, Fathur Rokhman, Ganefri, dan Miftahil Ilmi.

Sementara penulisnya adalah 23 rektor dan guru besar yang tergabung dalam Asosiasi Rektor Merah Putih. Buku itu diterbitkan oleh Universitas Terbuka.

Hasto menuliskan epilog buku itu, sementara Megawati Soekarnoputti menuliskan prolognya. Sementara Mendikbudristek RI Nadiem Makariem menuliskan sambutannya di bagian awal buku.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat