androidvodic.com

PAN: 2023 Tahun Politik, Stabilitas Keamanan serta Tingkat Inflasi harus Dijaga - News

News, JAKARTA - Pemerintah sudah resmi mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)

Namun pencabutan PPKM tersebut diprediksi hanya akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang sebelumnya juga sudah tinggi.

Keberadaan 'Hantu Resesi' tahun 2023 yang sudah diprediksi pada tahun 2022 tetap saja membayangi Indonesia.

"PPKM hanya akan meningkatkan mobilitas masyarakat yang sebelumnya juga sudah tinggi," kata Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional(PAN), Eddy Soeparno saat berbincang dengan Tribun, Senin (2/1/2023).

Menurut Eddy tahun 2023 adalah tahun politik karena itu yang mesti dijaga saat ini yaitu tingkat inflasi juga potensi stagflasi. "Juga menekan angka covid dan tidak ada gejolak politik dan keamanan," kata Eddy.

Wakil Ketua Komisi VII DPR ini juga memberikan proyeksi ekonomi tahun 2023. Kata dia ada beberapa sektor yang diprediksi bakal tumbuh.

Di antaranya adalah sektor perjalanan, wisata, transportasi, hotel, makanan dan minuman, convention serta exhibition.

"Sektor itu akan tumbuh semakin kuat," ujar Eddy.

Baca juga: Inflasi Desember 2022 Diprediksi 5,4 persen, Ekses Kenaikan Tarif Angkutan Umum dan Harga Pangan

Ia juga optimis melihat pertumbuhan dan resiliensi ekonomi tahun 2022 yang lalu Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi antara 5 - 5.3 persen. "Tapi dengan catatan inflasi terkendali, penyebaran covid bisa ditekan dan kondisi politik stabil di tahun jelang Pemilu ini," ujarnya.

Sedangkan Ekonom Universitas Indonesia(UI) Berly Martawardaya mengingatkan masyarakat dan pemerintah agar tetap berhati-hati, karena saat ini penularan Covid-19 di China meroket.

Menurut dia, pemerintah bisa kembali memberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat jika Covid-19 kembali naik di Indonesia.

Jika kasus kembali naik, pasti berpengaruh terhadap ekonomi. "Akhir November lalu, sebelum C19 meroket di China, Indef proyeksikan pertumbuhan PDB 2023 Indonesia sebesar 4,8 persen. Kalau C19 parah berkepanjangan di China maka pertumbuhan Indonesia akan lebih rendah," ujar Berly.(Willy Widianto)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat