androidvodic.com

Partai Ummat: Partai Baru Hadir Tidak Untuk Gembosi Partai Lama, Massa Sudah Punya Pilihan - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

News, JAKARTA - Partai Ummat mengklaim pihaknya hadir sebagai partai politik baru dalam kontestasi pemilu bukan bertujuan menggembosi partai-partai lama yang sudah melanglang buana lebih dulu di panggung politik.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengingat partai-partai baru ini merupakan irisan dari partai-partai lama, termasuk Partai Ummat itu sendiri.

Namun begitu, lanjut Mustofa, mereka tidak bisa mengontrol massa yang mendukung pihaknya di mana sebelumnya massa ini merupakan bagian dari partai lama yang merupakan inang irisan partai baru ini.

Sebab tidak bisa dipungkiri tentu ada massa yang loyal, kata Mustofa, sehingga massa ini turut berpindah haluan ke mana tokoh idolanya kini memimpin.

“Tapi begini meskipun dibilang nanti pada gembos-gembosin, enggak gembosin. Mereka sudah memiliki pilihan sebenarnya. Pilihan mereka itu itu yang akan dipilih 2024.

Baca juga: Partai Ummat: Tidak Ada Parpol yang Benar-benar Baru, Semuanya Dimotori Tokoh Lama

Namanya kalau sudah mania itu mereka enggak akan berhenti hanya karena hal sepele,” kata Mustofa dalam diskusi di kawasan Jakarta Timur, Selasa (17/1/2023).

Lebih lanjut, Mustofa menjelaskan perpindahan dukungan massa ini tidak layak disebut sebagai upaya pihaknya menggembosi partai-partai lama. 

“Katakanlah Partai Ummat, konon beririsan denga partai lama. Tapi lihat berita-berita terakhir ada hijrah macam-macam. Sebenarnya itu bukan gembosi, mereka pemilihnya pindah, bagaimana,” ujarnya. 

“Bukan gembosi, kalau gembosi itu kita misal tahu kelemahan dia, kita pencet tombolnya itu, gembos, kempes ya begitu. Tapi memang basisnya memiliki puluhan ekstrim yang mereka tidak mau pindah. Kemana dia pergi, dia cari, ke mana dia berpindah, dia juga ikut pindah,” sambungnya.

Mustofa juga menyoroti ihwal beberapa pandangan lembaga survei yang mengatakan partai baru hadir untuk menggembosi partai lama yang merupakan sumber irisan-irisan lahirnya partai baru.

Menurutnya pandangan lembaga survei itu justru hanya untuk membuat partai-partai lama tidak terganggun dengan kehadiran pihaknya sebagai partai-partai baru.

“Sebenarnya enggak seperti itu. Jadi banyak yang sengaja menyalahpahamkan terhadap istilah itu. Dalam rangka apa? Untuk menyambung dengan partai-partai tua yang mereka tidak ingin terganggu,” tegasnya.

“Karena dengan hadirnya partai baru, tentu saja, saya tidak bilang mereka takut tapi basis-basis massa di bawa itu kan banyak irisan-irian. Jadi terpaksa media massa atau kolumni itu menyimpulkan misalnya Partai Ummat akan menggembosi PAN, Gelora ke PKS, PKN ke Demokrat,” tambah Mustofa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat