androidvodic.com

Wamenparekraf: CCE Bisa Jadi Solusi Atasi Masalah Sampah di Destinasi Wisata - News

Laporan Wartawan Trbunnews.com, Danang Triatmojo

News, JAKARTA - Permasalahan sampah saat ini masih jadi isu sentral dalam membangun ketangguhan terhadap iklim.

Berdasarkan data, masalah sampah bahkan menyumbang 6,94 persen emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia.

Berkenaan dengan itu, Program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) kembali hadir untuk tujuan penyelesaian masalah sampah di Bali, Danau Toba dan Labuan Bajo lewat penerapan ekonomi sirkular. Program ini dihadirkan oleh Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), bagian Group GoTo.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Herliani Tanoesoedibjo mengapresiasi inisiatif CCE. Ia mengatakan alam adalah salah satu aset terbesar bagi pariwisata Indonesia. Banyak turis katanya, yang mengunjungi Indonesia karena kagum dengan kelestarian alamnya.

"Alam merupakan salah satu aset terbesar bagi pariwisata Indonesia. Kalau kita lihat 5 destinasi super prioritas (DSP) sekarang ini, orang datang karena alam kita tidak ada duanya. Oleh karena itu, kita harus betul-betul menjaga keberlanjutan alam, salah satunya dengan penanganan sampah," kata Angela dalam keterangannya, Kamis (16/2/2023).

Permasalahan sampah menurutnya harus jadi prioritas agar ekonomi pariwisata dengan multiplier efeknya  yang besar bisa diteruskan ke generasi selanjutnya.

"Ini harus menjadi prioritas, agar nilai ekonomi pariwisata yang memiliki multiplier effect sangat besar bisa diteruskan dari generasi ke generasi," tutur dia.

Sementara itu, Chairperson YABB, Monica Oudang menjelaskan program CEE adalah komitmen mereka mempercepat transisi ekonomi sirkular. Pemilihan kawasan pariwisata lantaran punya peran penting mendorong perekonomian negara.

Baca juga: Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Pengusaha Wanita Harus Melek Teknologi untuk Kembangkan Bisnis

Ia mengajak mulai dari pemerintah, bisnis, akademisi, komunitas maupun media untuk ambil peran dalam penyusunan dan implementasi solusi.

"Kami juga mengundang para pembuat dampak lainnya, mulai dari pemerintah, bisnis, akademisi, komunitas, sampai media untuk ikut mengambil peran di dalam penyusunan dan implementasi solusi maupun untuk ikut menyebarluaskan ajakan ini," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat