androidvodic.com

Soal Perbedaan Waktu Idul Fitri 2023, Menteri Agama Imbau Umat Islam Tetap Jaga Toleransi - News

News - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengimbau umat Islam agar tetap menjaga ukhuwaah Islamiyah dalam menyikapi perbedaan awal Syawal 1444 H.

Hal itu diungkapkan Menag dalam terbitan surat edaran penyelengaraan Hari Raya Idul Fitri 2023.

"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi kemungkinan perbedaan Penetapan 1 Syawal 1444 H/2023 M,” pesan Menag, dikutip dari laman resmi Kemenag.

Dalam surat edaran tersebut, Menag juga mengatur mengenai Takbiran Idul Fitri agar dapat dilaksanakan dengan mengikuti aturan dari pemerintah setempat.

"Takbir keliling dilakukan dengan tetap mengikuti ketentuan pemerintah setempat, menjaga ketertiban, menjunjung nilai-nilai toleransi, dan menjaga ukhuwah Islamiyah," ujarnya.

"Salat Idulfitri 1 Syawal 1444 H/2023 M dapat diadakan di masjid, musala, dan lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," imbuhnya.

Baca juga: Hasil Sidang Isbat Pemerintah: Idul Fitri 1444 H Jatuh pada Sabtu, 22 April 2023

Terkait pesan yang disampaikan oleh Menag tersebut, diharapkan agar umat Islam tetap menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah serta menjaga toleransi dengan adanya perbedaan waktu jatuhnya Idul Fitri 2023.

Lebih lanjut, Pemerintah telah menggelar sidang isbat penetapan Idul Fitri 1444 H pada Kamis (20/4/2023).

Dari hasil sidang isbat tersebut, pemerintah menetapkan Idul Fitri 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.

"Secara mufakat menetapkan 1 syawal 144 Hijriyah jatuh pada Sabtu tanggal 22 April," kata Yaqut, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis, 20/4/2023.

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebelumnya telah menetapkan jatuhnya Idul Fitri 2023 pada Jumat 21 April 2023.

Sementara Ustaz Abdul Somad (UAS) sebelumnya juga memberikan pandangannya mengenai perbedaan Hari Raya Idul Fitri 2023.

Uas mengatakan agar umat Islam untuk tetap saling menghormati dengan adanya perbedaan tersebut.

"Kita tinggal di negara dengan penuh kebhinekaan suku agama termasuk organisasi sosial yang berijtihad masing-masing. Jikalau ada masyarakat ikut Muhammadiyah, kita hormati hari rayanya hari Jumat."

"Kalau kebetulan ibu bapak ikut metode rukyah mana tau berbeda nanti, berarti hari rayanya Sabtu." jelasnya.

(News/Ifan/Daryono)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat