androidvodic.com

Dosen Teknik Sipil ITB Sebut Jalan Rusak Tidak Selalu Disebabkan Beban Berlebih - News

News, JAKARTA - Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony S Wibowo mengatakan, kerusakan jalan yang terjadi tidak selalu disebabkan karena adanya beban berlebih yang melewatinya.

Pengaruh beban berlebih pada jalan itu baru akan terasa dalam satu tahun ke depan.

“Kalau jalan itu dibangun dengan benar, pengaruh beban berlebih pada jalan itu baru terasa setahun kemudian. Jadi, tidak langsung rusak seperti yang sering terjadi selama ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).

Dikatakannya, ada beberapa aspek yang bisa menyebabkan masalah kerusakan jalan yakni kualitas pekerjaannya, kualitas materialnya dan karena beban.

Namun suatu jalan itu rusak karena beban, itu biasanya terjadinya tidak segera.

Hampir semua jalan-jalan yang ada di daerah-daerah itu rusak bukan karena beban tapi karena kualitasnya yang buruk

“Jadi, misalnya jalan yang baru saja diperbaiki kemudian dalam waktu 2-3 bulan sudah rusak, itu hampir dipastikan bukan karena beban. Itu hampir dipastikan karena kualitas pekerjaan atau juga penggunaan material yang buruk, atau dua-duanya. Sudah materialnya buruk, kualitas pekerjaannya juga jelek,” kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Barat ini.

“Kami yang lulusan teknik sipil lebih tahu soal hal itu. Kalau misalnya jalan itu rusak bisa kelihatan, rusaknya itu karena kualitas bahan, rusak karena pekerjaannya yang buruk atau rusak karena beban. Itu karena jenis kerusakannya beda,” tambahnya.

Tapi, untuk masyarakat awam, menurut Sony, mereka tidak memahami bahwa jalan-jalan berlubang itu bukan otomatis karena beban yang berlebih tapi juga bisa karena kualitas pekerjaan dan material yang digunakan.

Dia mengatakan bahwa hampir semua jalan-jalan yang ada di daerah-daerah itu rusak bukan karena beban tapi karena kualitasnya yang buruk.

“Nah, hampir semua jalan-jalan daerah itu rusaknya bukan karena beban, tapi terutama karena kualitas pekerjaan dan juga materialnya yang jelek,” ungkapnya.

Dia mencontohkan soal penggunaan spesifikasi batu pecah dalam pembangunan jalan misalnya bisa terjadi spesifikasi yang seharusnya digunakan itu adalah yang kelas A karena banyak kendaraan berat yang melaluinya, itu diganti dengan batu pecah kualitas B.

“Ini bisa terjadi karena pengawasannya yang rendah atau memang kontraktornya yang pintar sehingga bisa lolos dari pengawasan. Itu salah satu penyebab materialnya jelek dan jalannya akan cepat rusak. Kemudian itu dibilang karena ODOL. Itu jelas bukan karena ODOL,” ucapnya.

Contoh lainnya adalah saat membuat pengerasan jalan menggunakan aspal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat