androidvodic.com

Indonesian Gastronomy Community Adakan Talkshow Nasionalisme Rasa - News

Hasiolan EP/ News
 
News - Terdapat 2 pahlawan pangan yakni para petani dan para pelaku di bagian proses. 

Bila para petani menjadi produsen utama berbagai bahan pangan, maka pelaku proses adalah pelaku usaha dari usaha rumah tangga, katering, kedai nasi, warung makan, restoran padang usaha kecil, menengah, sampai industri makanan. 

Para pelaku proses tersebut adalah penentu agar makanan sampai ke konsumen. Selain itu, para pelaku tersebut harus terus-menerus menafsirkan pergerakan selera dan budaya baru konsumen.

Perkumpulan Pecinta Gastronomi Indonesia atau sering disebut Indonesian Gastronomy Community (IGC)  mengadakan sebuah Talk Show: Nasionalisme Rasa – sebuah upaya menanamkan nilai kebangsaan melalui kecintaan terhadap Gastronomi Indonesia, Jumat (18/8/2023).

Talkshow ini mempunyai untuk memberikan wawasan dan literasi tentang  semangat  kepahlawan dalam kaitan pangan dengan ketahanan dan kedaulatan suatu negara.

Demikian pula perlunya mendapatkan gambaran tentang manfaat mengutamakan konsumsi bahan pangan domestik, misalnya dalam  aspek ekonomi, kesejahteraan bangsa, dan rasa persatuan. 

"IGC melihat bahwa kuliner bisa jadi perekat bangsa kita. Kuliner bisa jadi pengggerak ekonomi Indonesia. Pelestarian makanan dan minuman Indonesia beserta budayanya guna memajukan Indonesia dan menjadikan kekayaan khasanah makanan dan minuman Indonesia yang tersebar di pelosok Indonesia sebagai medium perekat dan pemersatu bangsa dan negara Indonesia", kata Ria Musiawan, ketua umum Indonesia Gastronomy Community pada pembukaan Talk Show: Nasionalisme Rasa di Jakarta pada hari Jumat (18/8/2023).

Hadir sebagai narasumber dalam talksshow tersebut yaitu Vishal Kumar - Wakil Ketua Umum IGC dan VP Growth Yummy Alyssa Abidin – aktris film, Nofel Saleh Hilabi - entrepreneur dan owner Shabugin,  Ahmad Arif - Jurnalis yang  juga Penulis Buku, Chef Rayhan Paramartha -  Top Master Chef Season 9 dan Owner Bakmielenial.

Ria Musiawan menegaskan bahwa Indonesia kaya akan suku bangsa dan dengan otomatis kaya akan budaya dan makanan khas dari tiap daerah. Penyebaran kuliner antara daerah bisa dilakukan oleh semua orang, terlebih sekarang di jaman digital dan sosial media kita bisa menemukan berbagai macam kuliner dari berbagai daerah. 

Dengan kata lain, semua masyarakat dapat menjadi pahlawan-pahlawan dari lingkup yang paling dekat. 

Alyssa Abidin mengatakan bahwa kuliner bisa jadi peran utama dari sebuah film, sementara para aktor dan aktris untuk mendukung makanan itu sendiri. 

Film bisa menjadi media yang sangat mempengaruhi masyarakat dalam memperkenalkan dan bahkan bisa membuat masyarakat mengkonsumsi makanan yang ada di film.

Kolaborasi industri kuliner dan industri film akan menarik mengingat film indonesia sudah diakui di kancah internasional yang secara tidak langsung bisa menjadi media penyebaran kuliner Indonesia ke negara lain.

Baca juga: ATRA Tourism Forum 2023: Gastronomi Berpeluang Tingkatkan Konektivitas ASEAN Lewat Pariwisata

Sementara Ahmad Arif menyatakan pada dasarnya keberagaman kuliner lokal Indonesia  yang menjadi pondasi kemandirian pangan. 

Kekayaan pangan di Indonesia dibangun dari keberagaman kuliner, yang timbul karena keberagaman sumber pangan yang berbeda-beda di setiap daerah. 

Jadi bicara mengenai kuliner Indonesia, tak saja bicara tentang nasi, namun juga ada singkong, jagung, dan sagu. Pangan bukan hanya sekedar mengisi perut, namun juga menjadi identitas budaya suatu daerah. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat