androidvodic.com

Pembiayaan Kesehatan Penderita Kanker Capai Rp 3,5 T - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA – Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan RI Dr. Eva Susanti mengungkap kanker jadi beban biasa kesehatan tertinggi nomor dua. 

"Pada 2021 pembiayaan kesehatan yang diakibatkan oleh kanker menduduki peringkat kedua terbesar, memakan biaya Rp 3,5 triliun," kata Eva pada peluncuran konsensus skrining kanker paru-paru di Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Sebab, sebagian besar penderitanya ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan rendah dan biayanya pun menjadi tinggi. Salah satunya kanker paru.

Oleh karena itu, upaya penanggulangan skrining dan deteksi dini perlu dilakukan agar kasus sedini mungkin dapat ditemukan, sehingga angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan meningkat.

Dengan begitu, beban biaya pengobatan berkurang. 

Kemenkes, kata dr Eva, saat ini sudah menerapkan sistem tranformasi kesehatan.

Baca juga: Deteksi Dini dan Skrinning Kunci Kurangi Kematian Akibat Kanker Paru

"Saat ini skrining kanker paru telah masuk ke dalam kebutuhan dasar kesehatan yang menjadi salah satu manfaat dari jaminan kesehatan nasional," paparnya lagi. 

Skrinning akan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan primer (FKTP).

Diharapkan dokter di FKTP dapat menjaring masayarakat yang berisiko terkena kanker paru menggunakan tool yang telah disepakati di dalam konsensus.

"Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan," tambah dr Eva. 

Lebih lanjut dr Eva mengatakan bahwa kanker paru penyebab kematian terbanyak akibat kanker dari semua jenis kanker lainnya di dunia. 

Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) estimasikan terdapat 1,8 juta kematian akibat kanker paru.

Begitu pula dengan Indonesia, kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi.

"Berdasarkan data, diestimasikan sekitar 30 ribu kematian per tahun akibat kanker paru. Kanker paru juga menduduki peringkat ketiga jumlah kasus baru terbanyak setelah kanker payudara dan leher kanker rahim yaitu 35 ribu kasus," tutupnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat