androidvodic.com

Mitigasi Sampah dari Hulu, Pemerintah Komitmen 70 Persen Limbah Plastik di Laut Berkurang - News

News, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025.

Komitmen tersebut dipertegas dengan penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.

Namun, tahun ini komitmen tersebut baru tercapai sebesar 35,36 persen.

Baca juga: Atasi Persoalan Sampah, Ganjar Milenial Center Edukasi Warga Cara Pembuatan Pupuk Organik

Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif menjelaskan, target 70 persen itu merupakab target pengurangan sampah yang masuk ke laut.

Bukan pengurangan dengan cara mengambil atau membersihkan seluruh laut dari plastik sampah.

"Kami punya target 70 persen pengurangan, jadi pengurangan yang masuk ke laut bukan berarti mengambil sampah yang sudah di laut, karena ini imposible," ujarnya saat menghadiri diskusi Sustainable leaders forum di Jakarta Pusat.

Baca juga: Jangan Bakar Sampah selama Musim Kemarau, Lebih Baik Pisahkan Organik dan Anorganik

Menurutnya, yang bisa dilakukan pemerintah saat ini ialah dengan memitigasi sampah yang berpotensial mencemari lingkungan khususnya laut.

Mitigasi sendiri dilakukan mulai dari hulu yakni mempersiapkan plastik berbahan nabati yang mudah terurai.

"Mitigasi bisa dilakukan dari hulu, bagaimana industri menyiapkan produk kemasan yang mudah didaur ulang. Kemudian masyarakat perlu kita sadarkan bagaimana mereka seharusnya bisa mengolah sampah yang mereka hasilkan lebih bijaksana," katanya.

Co-Founder dan Chief Innovation Officer Greenhope (CIO) Sugianto Tandio mengungkapkan, sejak berdiri 2017, Greenhope telah berhasil menggantikan 12 miliar kantong plastik konvensional. Jumlah tersebut setara dengan 125 ribu ton plastik.

“Dengan konsumsi plastik per kapita di Indonesia sebesar 22.5 kilogram maka Greenhope telah membantu sebanyak 5.3 juta orang Indonesia mengurangi kontribusi mereka dalam menghasilkan sampah plastik yang sulit terurai,” ungkapnya.

Dia mengatakan, teknologi yang dimiliki oleh Greenhope berasal dari Indonesia. Namun, telah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.

“Dengan ini, kami yakin bahwa bangsa Indonesia sangat bisa berkontribusi hingga skala global," ucapnya.

Baca juga: Bantu Atasi Sampah Plastik, Inovasi Teknologi Faspol 5.0 Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengungkapkan pentingnya inovasi dalam menciptakan material berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi dalam ekosistem dalam mengurangi sampah dengan strategi pencegahan timbulan sampah plastik jugalah penting.

Dia juga mengingatkan agar pelaku usaha tidak hanya mementingkan kepentingan bisnis mereka saja. Tapi juga berkontribusi dalam pengurangan maupun penanganan sampah.

"Kita harus less ego, more eco agar bisa mencapai masa depan yang berkelanjutan bersama," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat