androidvodic.com

Menteri LHK: 267 Ribu Hektar Lahan Terbakar hingga 2 Oktober 2023 - News

Laporan Wartawan News, Taufik Ismail

News, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, mengatakan berdasarkan data per 2 Oktober 2023, terdapat 6.659 titik panas (hot spot) di Indonesia.

Dari semua titik tersebut, 80 persen diantaranya berpeluang menjadi titik api.

"Areal yang terbakar sudah terekam 267.000 hektar dan perkiraan saya dengan situasi bulan September kemarin dan Oktober, kelihatannya masih akan bertambah," kata Siti di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (3/10/2023).

Siti mengatajan sejak 28 September lalu, pemerintah berjibaku untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang ada di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Kondisi Karhutla di Sumatera Selatan sudah melandai sementara Kalimantan Tengah masih sangat rawan.

Baca juga: Penampakan Kebakaran Hutan di Gunung Lawu, Meluas hingga 1.100 Hektare, Water Bombing Diupayakan

Berdasarkan laporan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kata Siti, sudah ada penegakan hukum kepada perusahaan yang terlibat dalam Karhutla.

Sebanyak 144 perusahaan telah diberikan peringatan dan 23 perusahaan telah disegel.

"Sudah ada 23 perusahaan yang disegel, pada aeral terbakarnya antara lain di Kalbar, Kalteng dan Sumsel dengan perusahaan yang berasal dari Singapura, Malaysia juga ada,"katanya.

Siti mengatakan pemerintah melalui berbagai kementerian/lembaga telah melakukan sejumlah langkah seperti pemadaman dan teknik modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah provinsi yang menjadi titik rawan terjadinya karhutla.

Ia memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada pencemaran asap lintas batas atau transboundary haze ke negara tetangga.

"Sejauh ini tidak ada transboundary haze ke Malaysia. Jadi kalau dibilang bahwa di Malaysia tidak ada hot spot, kalau lihat datanya citra satelinya di sana juga ada," katanya.

Siti mengatakan pemerintah membahas sejumlah potensi dampak yang diakibatkan fenomena cuaca El Nino.

Baik itu kekeringan, ketersediaan air bersih, pertanian, hingga ancaman kebakaran.

Presiden Jokowi telah memberikan sejumlah arahan untuk mengantisipasi dampak-damoam tersebut.

"Intinya, arahan Yang Terhormat Bapak Presiden ada tiga hal yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat