androidvodic.com

Lemhannas Cermati Potensi Aksi-aksi Teror Baru Dampak Eskalasi Konflik Hamas VS Israel - News

Laporan Wartawan News, Gita Irawan

News, JAKARTA - Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengatakan pihaknya sudah memetakan risiko-risiko politik di Indonesia akibat eskalasi konflik bersenjata antara Gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina, Hamas, dengan militer Israel.

Lemhannas, kata dia, di antaranya mencermati potensi munculnya solidaritas aksi untuk Palestina

Namun demikian, menurutnya hal tersebut tidak terlalu masalah karena sikap politik luar negeri Indonesia tegas untuk selalu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Hal tersebut disampaikannya di sela Seminar Ketahanan Nasional bertajuk Membangun Konektivitas Maritim Selatan-Selatan Dalam Mendukung Ketahanan Nasional di Hotel Borobudur Jakarta pada Rabu (11/10/2023).

"Lalu yang kedua kami juga melihat apakah nanti apa yang terjadi antara Israel dengan Hamas ini memancing kemunculan aksi-aksi teror baru terutama untuk kepentingan-kepentingan negara-negara yang secara eksplisit dalam satu minggu ini lebih mendukung operasinya Israel daripada misalnya memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina," kata Andi.

Andi mengatakan telah menyerahkan kajian cepat terkait potensi dampak eskalasi konflik antara gerakan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina Hamas dengan militer Israel bagi Indonesia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kajian tersebut, kata Andi, telah diserahkan pada Senin (9/10/2023) siang setelah Lemhannas diminta untuk membuat kajian pada Minggu (8/10/2023).

"Kami sudah menyerahkan kajian cepat kami hari Senin siang kepada Pak Jokowi. Dan itu diminta hari Minggu, kami serahkan hari Senin siang, akan diperdalam Senin depan," kata dia.

Dia mengatakan aspek-aspek yang dicermati Lemhannas di antaranya terkait pengaruh eskalasi konflik tersebut terhadap proses normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab melalui Perjanjian Abraham (Abraham Accords).

Menurut Andi, ada beberapa agenda terkait proses tersebut yang mestinya terjadi tahun ini menjadi tertunda akibat eskalasi konflik antara Hamas dan Israel.

Hal tersebut, kata dia, akan menjadi semakin berat untuk direalisasikan akibat eskalasi konflik Hamas dan Israel tersebut.

Selain itu, kata Andi, Lemhannas juga akan mencermati dinamika politik sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, Mesir, Jordania, Israel, dan pemerintahan Palestina di Ramalah.

"Jadi kita akan memperhatikan bagaimana AS, Saudi Arabia, Mesir, Jordan, Israel, dan pemerintahan Palestina di Ramalah yang justru menggunakan momentum ini untuk memperkuat inisiasi damai yang sudah dimulai dengan proses Abraham Accord," kata Andi

"Itu kita akan lihat secara cermat, kami akan melakukan FGD lagi hari Senin depan," sambung Andi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat