androidvodic.com

VIDEO WAWANCARA EKSKLUSIF Debat Panas Anies dan Prabowo Untungkan Siapa? - News

News, JAKARTA - Debat calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 yang diselenggarakan Selasa (7/1/2024) malam lalu, masih menjadi perhatian publik.

Banyak hal yang disorot dari pernyataan dan tanggapan dari masing-masing capres, baik itu Anies Baswedan (01), Prabowo Subianto (02), dan Ganjar Pranowo (03).

Tagar #debatcapres bahkan sempat menjadi trending topic di platform X.

Tribunnews On Focus membahas soal debat ini dengan Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Profesor Muradi.

"Kalau melihat data, gagasan yang disampaikan, saya cenderung melihatnya sama dengan hasil dari sentimen netizen. Pertama penyampaiannya runut, masuk akal, bisa diterima publik, kemudian terukur dan ada gagasan baru."

"Kalau urutannya dari paling baik adalah (capres) 03 (Ganjar-red), 01 (Anies-red), baru 02 (Prabowo-red)," sebut Prof Muradi.

Kenapa Ganjar?

Prof Muradi menjelaskan gagasan-gagasan yang disampaikan Ganjar dalam debat lebih runut, bisa diterima publik dan ada gagasan baru.

"Misalnya, soal duta besar siber, kemudian garda samudera,  coast guard (penjaga pantai/laut), integrasi pengamanan laut dan lainnya," jelasnya.

"Apalagi Ganjar berani "menantang" atau men-challenge untuk adu data."

"Karena data itu menjadi salah satu pijakan orang untuk berargumen, apalagi dalam debat. Jadi bukan sekedar omong-omong atau ngalor ngidul tapi juga ada data yang disampaikan," jelasnya.

Lebih lanjut dia juga menyoroti perdebatan yang kerap terjadi antara Prabowo dengan Anies dalam debat terakhir. 

"Perdebatan Pak Anies dengan pak Prabowo itu justru tidak menguntungkan buat kita."

"Kenapa? Karena tidak dalam."

"Misalnya pertanyaan Pak Anies soal Kementerian Pertahanan, misalnya soal posisi geopolitik Indonesia, itu tak dijawab gamblang oleh dengan pengalaman Pak Prabowo sebagai mantan purnawirawan TNI dan Menteri Pertahanan," ucapnya.

Mari tonton video lengkap wawancara eksklusif Tribunnews On Focus dengan Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Profesor Muradi.(*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat