androidvodic.com

Soal Isu Sejumlah Menteri akan Mundur, Istana Tidak Ingin Memperpanjang Isu Liar - News

News, JAKARTA -  Ekonom Senior Faisal Basri menyerukan sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur.

Seruan Faisal tIdak terlepas dari kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi yang berpihak pada pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

Sejumlah menteri yang dibujuk untuk mundur dari Kabinet yakni Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana turut merespons kabar soal Menteri Sri Mulyani dan Menteri Basuki Hadimuljono yang disebut siap mundur dari kabinet.

"Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," kata Ari, Kamis.

Baca juga: 6 Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Lengkap Survei Tertinggi Calon Presiden 2024 di Jawa Tengah

Ari mengatakan tidak ingin memperpanjang isu liar tersebut dan meminta keterangan lebih lengkap kepada pihak yang menyebarkan isu tersebut.

"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," pungkas Ari.

Sedangkan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta agar tidak perlu membuat isu berlebihan soal kabinet Presiden Jokowi jelang mendekatnya hari pencoblosan 14 Februari 2024.

Hal itu merespons soal isu mundurnya Menteri Sri Mulyani dan Menteri Basuki Hadimuljono yang diembuskan oleh ekonom Faisal Basri.

"Jangan suka bikin isu ya. 14 Februari pemilu saja kita lihat nanti yang damai, pemilunya yang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain," kata pria yang akrab disapa Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Dia mengatakan bahwa pemilu harus dilihat sebagai kompetisi antarsaudara untuk tetap merajut demokrasi.

"Kan kita sudah berapa kali ya 25 tahun kan seperti ini. biasa-biasa saja. Saya keliling daerah ke mana-mana rakyat itu guyub, akur, ada yang pilih A, ada yang pilih B," ucap dia.

Meski demikian, Zulhas mengatakan bahwa Prabowo-lah yang paling banyak disebut namanya.

"Tapi enggak ada masalah itu. Enggak ada yang marah-marah, enggak ada yang ngejek satu dengan yang lain, akur rukun begitu," pungkas Zulhas.

Sehabis Pilpres 14 Februari

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat