androidvodic.com

Pengurangan Bahaya Tembakau Jadi Pendekatan Baru Meminimalkan Risiko akibat Merokok - News

News, JAKARTA - Pengurangan bahaya tembakau melalui pemanfaatan tembakau alternatif merupakan salah satu opsi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk beralih dari kebiasaannya.

Seperti diketahui, banyak perokok dewasa yang mengaku kesulitan berhenti merokok secara langsung.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Profesor Amaliya, menjelaskan bahwa pengurangan bahaya tembakau memberikan pendekatan yang baru bagi perokok dewasa untuk meminimalkan risiko akibat merokok.

Baca juga: Hasil Riset di Inggris Ungkap Produk Tembakau Alternatif Bukan Pintu Masuk untuk Merokok

“Merokok merupakan kebiasaan yang sangat sulit dihentikan. Metode ini untuk mengurangi bahaya tembakau bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok,” kata Prof. Amaliya saat menjadi narasumber dalam diskusi “Konsep dan Implementasi Pengurangan Bahaya Tembakau” di Vape Carnival Solo 2024, beberapa waktu lalu.

Implementasi dari metode tersebut dengan cara memanfaatkan produk tembakau alternatif yang kini sudah semakin beragam.

Prof. Amaliya menjelaskan, tembakau alternatif telah teruji mengurangi risiko kesehatan dibandingkan dengan rokok.

Baca juga: Pemerintah Musti Berpihak pada Hilirisasi Tembakau

Produk tembakau alternatif, disebutnya dipanaskan menerapkan sistem pemanasan, berbeda dengan rokok yang melalui proses pembakaran.

Lantaran tak ada pembakaran, Prof. Amaliya melanjutkan, hasil dari penggunaan produk tembakau alternatif adalah berupa uap, bukan asap yang mengandung senyawa berbahaya seperti TAR pada rokok.

“Ini perbedaan mendasar. Dengan menggunakan produk tembakau alternatif, perokok dewasa tetap mendapatkan nikotin tanpa adanya TAR. Kalau merokok, perokok dewasa mendapatkan nikotin sekaligus TAR,” teganya.

National Cancer Institute Amerika Serikat mengungkapkan, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker.

Dari sekitar 7 ribu-an bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR.

Adapun, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok, serta bukan penyebab utama kanker.

Baca juga: Tekan Prevalensi Merokok, Asosiasi Pelaku Usaha Dorong Pemanfaatan Tembakau Alternatif

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mendesak seluruh negara agar melarang penggunaan rokok elektrik atau vape dengan rasa-rasa.

Tak hanya itu, WHO juga meminta agar vape diperlakukan seperti rokok tembakau atau konvensional karena sama-sama menimbulkan gangguan kesehatan.

Larangan penggunaan vape ini juga mengacu pada penelitian. Dari penelitian yang ada, sejauh ini tidak ada bukti vape bisa menjadi alternatif untuk berhenti menggunakan rokok konvensional. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat