androidvodic.com

Langit Jawa Tengah Akan Ditabur Ribuan Kilogram Garam Selama 5 Hari untuk Atasi Bencana Banjir - News

Laporan Wartawan News, Gita Irawan

News, JAKARTA - Pemerintah rencananya akan menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama lima hari sejak Sabtu (16/3/2024) kemarin hingga Rabu (20/3/2024) mendatang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D mengatakan operasi itu dilaksanakan atas koordinasi yang dilakukan BNPB, brsama BMKG, BRIN, TNI AU, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pihak terkait lainnya.

Kegiatan tersebut, kata dia, sebagai upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Jawa Tengah bagian utara.

Pada operasi TMC hari pertama kemarin, lanjut Abdul Muhari, telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie penerbangan.

Baca juga: Kepala BNPB Bakal Terjun Langsung Pantau Banjir Jawa Tengah di Kendal dan Semarang Hari Ini

Tim akan menyemai bahan Natrium Klorida (NaCl) atau garam sebanyak satu ton menggunakan pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang pada tiap sortie.

Total bahan semai yang digunakan untuk operasi TMC pada hari pertama sebanyak tiga ton.

"Adapun sortie pertama dan kedua, pesawat yang dipiloti oleh Kapten Eggy ini mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah pada ketinggian jelajah 8.000 - 12.000 kaki," kata Abdul Muhari dalam Siaran Pers BNPB pada Sabtu (16/3/2024).

"Pada sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki," sambung dia.

Berdasarkan laporan Kantor Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, kata dia, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas sedang-lebat dan disertai petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin (18/3/2024) besok.

Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang Pantai Utara bagian tengah, sebelumnya telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.

"Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyatakan bahwa bencana tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu (13/3/2024), termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S dan 93P di Samudera Hindia wilayah selatan Indonesia," kata Abdul Muhari.

"Hasil monitoring yang dilakukan BPBD Provinsi Jawa Tengah, wilayah kabupaten/kota yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan," sambung dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat