androidvodic.com

Seloroh Jokowi soal Pindah Partai Mana usai Sudah Tak Dianggap PDIP: Pindah ke Pelabuhan - News

News - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berseloroh saat ditanya awak media terkait rencana kepindahan ke partai lain setelah sudah tidak dianggap PDIP dan usai tidak menjadi Kepala Negara kembali.

Bukannya menyebut nama partai, Jokowi justru menjawab dengan kelakar.

"Pak, rencana ke depan akan berlabuh ke parpol mana?" tanya salah satu wartawan ke Jokowi usai acara peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Depok, Selasa (7/5/2024).

"Akan berlabuh ke pelabuhan," jawab Jokowi sambil tersenyum.

Sebelumnya, pernyataan terbuka disampaikan oleh dua politisi PDIP yaitu Andreas Hugo Pareira dan Guntur Romli terkait status dari Jokowi di partai berlambang banteng tersebut.

Ketika ditanya News, Andreas mengatakan PDIP sudah tidak memikirkan Jokowi.

Adapun konteks pernyataan Andreas itu soal klaim Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang menyebut Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sudah menjadi keluarga partai berlambang pohon beringin itu.

"Biarin saja. Di PDI Perjuangan juga nggak dipikirin lagi orang-orang ini," katanya kepada News, Kamis (25/4/2024).

Andreas pun menganggap Jokowi dan Gibran saat ini diibaratkan tengah mencari 'rumah bernaung'.

Baca juga: Respons Jokowi Terkait Isu Prabowo akan Tambah Jumlah Kementerian Menjadi 40

Adapun rumah bernaung yang dimaksud Andreas adalah partai politik (parpol).

Dia mengatakan bahwa Jokowi dan Gibran layaknya sudah merusak rumahnya sendiri yaitu PDIP dan mencari tempat bernaung baru yaitu dengan pergi ke parpol lain.

"Sekarang mereka berdua yang sedang cari rumah. Politisi pada punya rumah, ini orang dua pergi dari rumahnya sambil "bakar" rumahnya."

"Untung saja rumahnya kokoh tegak, sekarang setelah pesta selesai (Pemilu 2024 -red), orang pada pulang ke rumah masing-masing. Mereka (Jokowi dan Gibran) cari-cari tumpangan, maksa-maksa masuk rumah yang sudah berpenghuni," tegasnya.

Kemudian, Andreas menganggap Golkar memang membutuhkan Jokowi sebelum Pemilu 2024 digelar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat