androidvodic.com

Saham Perusahaan Kripto Anjlok Menyusul Penutupan Operasi Bisnis Silvergate Bank - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, WASHINGTON - Saham perusahaan yang berfokus pada kripto anjlok pada perdagangan Kamis (9/3/2023), setelah layanan perbankan kripto Amerika Serikat Silvergate Bank menghentikan operasi bisnisnya.

Dalam siaran pers yang dirilis Silvergate, bank kripto ini menyatakan semua layanan akan ditutup secara permanen. Penutupan ini terjadi tepat setelah pekan lalu Silvergate menghentikan platform pembayarannya, Silvergate Exchange Network (SEN).

Dikutip dari Reuters, saham Silvergate anjlok lebih dari 35 persen menjadi 3,17 dolar AS, sehari setelah mencapai rekor terendah dan jatuh 64 persen sejak 1 Maret, ketika perusahaan itu mengatakan sedang menilai "kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya".

Baca juga: Tinggalkan Ethereum, Token Shiba Inu yang Ramaikan Pasar Kripto pada 2021 Miliki Jaringan Shibarium

Saham Signature Bank, yang telah menjauh dari kripto sejak akhir tahun lalu, turun lebih dari 11 persen. Indeks bank S&P 500 jatuh hampir 6 persen pada perdagangan Kamis.

Saham pertukaran kripto Coinbase Global, yang memutuskan hubungan dengan Silvergate pada minggu lalu, turun lebih dari 7 persen. Saham perusahaan penambangan Bitcoin, Riot Blockchain, turun lebih dari 11 persen dan perusahaan teknologi aset digital Marathon Digital turun 10 persen.

Analis mengatakan penutupan operasional Silvergate dapat memakan waktu satu hingga dua tahun, tergantung pada seberapa cepat bank ramah kripto itu melunasi pinjaman dan menjual asetnya.

Keputusan terbaru Silvergate menambah daftar keruntuhan yang menimpa perusahaan besar di pasar kripto, setelah bursa kripto FTX dihantam kebangkrutan pada tahun lalu.

"Kami percaya keputusan ini dibuat, setidaknya sebagian, untuk membantu mengurangi tanggung jawab hukum Silvergate Bank terkait dengan kebangkrutan FTX," tulis analis Wedbush dalam sebuah catatan.

Sementara itu, penurunan saham Silvergate telah terbukti menguntungkan bagi investor bearish karena sahamnya telah kehilangan 95 persen dari nilainya dalam 12 bulan terakhir dan 72 persen sepanjang tahun ini.

Sementara banyak orang di dalam industri kripto masih bertanya-tanya, bagaimana kematian operasional Silvergate Bank akan berdampak pada perusahaan lain.

"Seiring dengan situasi yang terus terungkap, kami harus memantau dengan cermat apakah pertukaran dapat bertransisi dengan mulus dari Silvergate dan apakah Silvergate benar-benar memiliki modal yang cukup," kata Eric Chen, kepala eksekutif dan salah satu pendiri Injective Labs, sebuah perusahaan yang berfokus pada pada keuangan terdesentralisasi.

Ditengah melejitnya popularitas Silvergate, perbankan yang berbasis di La Jolla, California ini terjerat kasus pidana Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) lantaran dituduh membantu dan bersekongkol dengan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried (SBF) untuk melakukan tindak pidana penggelapan dana investor senilai miliaran dolar AS.

Tekanan ini kemudian membuat simpanan Silvergate merosot menjadi 6,3 miliar dolar AS atau turun lebih dari 50 persen hanya dalam kurun waktu tiga bulan.

Berbagai cara telah dilakukan Silvergate Bank untuk menutupi penarikan tersebut, termasuk menjual sekuritas utang senilai 5,2 miliar dolar AS serta memberhentikan 40 persen tenaga kerjanya.

Sayangnya, cara tersebut belum cukup untuk mengatasi krisis likuiditas pada Silvergate Bank. Alasan tersebut yang membuat bank kripto ini menutup layanannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat