androidvodic.com

Silvergate Bank Tutup, Industri Kripto Bersiap Hadapi Dampaknya - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, WASHINGTON - Penutupan operasional Silvergate Bank kemungkinan tidak menimbulkan risiko besar untuk sistem perbankan Amerika Serikat tetapi dapat berdampak signifikan bagi pasar kripto.

Dikutip dari Cointelegraph, Silvergate Bank telah menjadi gerbang jaringan (gateway) kripto-fiat untuk lembaga keuangan dan jalan masuk yang signifikan untuk cryptocurrency di Amerika Serikat.

Namun perusahaan induknya,

Baca juga: Saham Bank Ramah Kripto Silvergate Merosot 29 Persen Gara-gara Tunda Rilis Laporan Tahunan

Capital Corporation, mengumumkan rencana untuk "secara sukarela melikuidasi" aset dan menutup operasi bank ramah kripto itu, pada Rabu (8/3/2023).

Langkah tersebut mempengaruhi “sejumlah besar pasar dan pertukaran kripto” yang mengandalkan bank untuk memproses transaksi kripto-fiat instan, jelas Mark Lurie, salah satu pendiri dan CEO Shipyard Software, sebuah perusahaan pengembangan teknologi terdesentralisasi.

Lurie melanjutkan, ketika Silvergate menghentikan operasinya, konsentrasi risiko dalam industri juga akan meningkat karena masih ada beberapa bank yang bermitra dengan perusahaan kripto.

“Ketika saya masuk ke Bitcoin pada tahun 2011, saya tidak pernah berpikir bahwa bank yang diasuransikan FDIC yang terlibat dalam industri ini akan benar-benar gagal. Ini tentu saja sebuah kemunduran, dan akan ada implikasi yang akan bergema di seluruh industri aset digital untuk beberapa waktu," kata pengusaha AS dan pendukung Bitcoin, Charlie Shrem.

"Saya menduga akan sulit untuk sementara waktu bagi usaha crypto untuk memperoleh hubungan perbankan di Amerika Serikat mengingat langkah-langkah peraturan akhir-akhir ini,” sambungnya.

Runtuhnya pertukaran kripto FTX menyebabkan masalah likuiditas yang luas di Silvergate, meskipun sebenarnya bank tersebut telah terpengaruh oleh penurunan di pasar kripto pada awal 2022.

Arus keluar pada kuartal keempat 2022 menghasilkan kerugian bersih pada Silvergate Bank sebesar 1 miliar dolar AS. Pada kuartal sebelumnya, volume transfer di Silvergate Exchange Network mencapai 112,6 miliar dolar AS, turun 50 miliar dolar AS dibandingkan dengan kuartal ketiga 2021.

Baca juga: Proyek Diem Garapan Mark Zuckerberg Kini Resmi Jadi Milik Silvergate

“Bank telah menarik banyak simpanan crypto, dan ketika efek lanjutan dari penularan FTX mulai menyusul, bank menghadapi arus keluar simpanan yang besar. Ini memaksa mereka untuk menjual obligasi, yang mengakibatkan kerugian material karena suku bunga meningkat baru-baru ini,” jelas juru bicara dari platform multi-dealer crypto-native, Finery Markets.

“Spiral ke bawah terjadi dengan rasio kecukupan modal yang memburuk dengan cepat, yang menyebabkan lebih banyak klien menarik dana. Ini berpotensi berarti tren tertentu menuju crypto yang bergerak di luar AS, setidaknya sampai kerangka peraturan yang lebih komprehensif dibuat," tambah juru bicara itu.

Menurut Lurie, penarikan dana besar-besaran secara bersamaan oleh nasabah (bank run) di Silvergate Bank berbeda dari kegagalan sebelumnya yang pernah terjadi di ruang kripto.

“Tidak seperti Luna dan FTX, yang mencoba memutar keruntuhan mereka sebagai bank run ketika mereka benar-benar bangkrut, situasi Silvergate tampak seperti bank run asli. Inilah perbedaan antara bank run dan penipuan,” katanya.

Baca juga: Terjerat Kasus Pidana, Bank Silvergate Diputus Mitra Oleh Bandar Kripto Coinbase

Dalam laporan sebelumnya, Cointelegraph menyebut beberapa orang percaya otoritas Amerika Serikat melarang bank untuk menawarkan layanan ke industri kripto. Dugaan strategi tersebut muncul karena adanya penggunaan “beberapa agensi untuk menghambat bank agar tidak berurusan dengan perusahaan kripto", membuat bisnis kripto menjadi “sama sekali tidak memiliki rekening bank”.

Bursa kripto Binance mengumumkan penangguhan sementara transfer bank dalam dolar AS pada bulan lalu. Beberapa minggu sebelumnya, Binance mengatakan mitra transfer SWIFT-nya, Signature Bank, hanya akan memproses perdagangan oleh pengguna dengan rekening bank dolar AS yang memiliki dana lebih dari 100 ribu dolar AS.

Perkembangan peraturan baru-baru ini adalah salah satu alasan yang disebutkan oleh Silvergate untuk mengakhiri bisnis perbankan kripto. Tindakan keras otoritas AS terhadap industri kripto dapat mempengaruhi jumlah dan kualitas hubungan perbankan dengan industri kripto dari waktu ke waktu, menurut Shrem.

“Melihat ke depan, saya tidak bisa tidak optimis. Industri ini telah berkembang pesat, terutama karena masih muda, dan saya masih yakin bahwa kita sedang dalam proses membangun sistem keuangan yang lebih baik dan lebih adil di Amerika Serikat dan secara global,” pungkasnya.

Terkini Lainnya

  • Silvergate Bank telah menjadi gerbang jaringan kripto-fiat untuk lembaga keuangan dan jalan masuk yang signifikan untuk cryptocurrency di AS

  • Semangat Mendukung Produk Lokal, Antusiasme Pengguna Shopee di Seluruh Indonesia

  • BERITA REKOMENDASI

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat