androidvodic.com

Langgar Hukum Keuangan AS, Bandar Kripto Binance Terancam Dijebloskan ke Penjara - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, CALIFORNIA – CEO Binance Chengpeng Zhao, terancam dijebloskan ke penjara setelah Komisi perdagangan komoditi berjangka Amerika Serikat (CFTC) melayangkan gugatan pada Selasa (28/3/2023).

Gugatan tersebut di layangkan CFTC lantaranb bandar kripto terbesar ini tersandung kasus pelanggaran pengoperasian bursa ilegal di AS. Zhao diduga sengaja menghindar kebijakan hukum AS untuk kepentingan komersial.

Menurut CFTC, pelanggaran tersebut mulai dilakukan Binance sejak Juli 2019. Untuk mengelabui otoritas setempat pegawai Binance mengakali sistem compliance.

Baca juga: Nasdaq Berencana Luncurkan Layanan Penyimpanan Kripto pada Kuartal II 2023

Tak hanya itu Binance bahkan mengarahkan pegawainya untuk mengganti nilai perdagangan AS di database internal perusahaan menjadi “UNKWN" atau yang berarti tidak ditemukan.

Lewat cara tersebut pengguna asal AS akan kesulitan mengakses platform global ataupun menarik aset kriptonya, kecuali mereka mendaftar akun untuk berlangganan layanan VIP. Cara ini yang dimanfaatkan Binance untuk menghindari tagihan pajak pada otoritas AS.

Terlebih layanan VIP dapat menyamarkan laporan pendapatan perusahaan sehingga Binance dapat menghindari protokol pembatasan.

Karena tindakan Binance dianggap melanggar delapan ketentuan inti dari Undang-Undang Pertukaran Komoditas, termasuk undang-undang yang mewajibkan bursa kripto mencegah aksi pencucian uang dan pendanaan terorisme.

CFTC akhirnya memutuskan untuk melayangkan peringatan pertama ke Binance lewat Pengadilan Negeri Federal AS untuk Daerah Tengah IllinoiS.

"Zhao dan Lim diduga secara aktif membudidayakan pelanggan 'VIP' yang menguntungkan dan penting secara komersial, termasuk pelanggan institusional yang berlokasi di AS," kata CFTC dikutip dari Al Jazeera.

Tak lama setelah isu pelanggaran Binance menyebar luas ke publik, Zhao merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa tuduhan CFTC tidak berdasarkan fakta.

Zhao mengeklaim perusahaan kriptonya telah patuh dan berperan aktif mendukung kebijakan penegak hukum internasional dan AS, termasuk membekukan 160 juta dolar AS aset kripto yang disinyalir melanggar kebijakan otoritas.

Sebelum isu miring menimpa Binance, layanan jual beli kripto ini mengklaim memiliki lebih dari 100 juta pengguna secara global, hingga dapat membukukan keuntungan 23 triliun dolar AS selama 2022, ditengah ancaman bear market pasar kripto.

Setelah terjerat kasus pelanggaran sekuritas sejumlah aset kripto seperti Bitcoin mulai mengalami penurunan harga, hingga valuasi aset cryptocurrency anjlok yang tajam selama 24 jam terakhir.

Tak hanya itu saham bursa kripto Coinbase juga ikut terseret turun sebesar 10 persen menyusul hilangnya kepercayaan investor pada industri kripto usai berita gugatan Binance dirilis.

Terkini Lainnya

  • Zhao diduga sengaja menghindar kebijakan hukum AS untuk kepentingan komersial.

  • Semangat Mendukung Produk Lokal, Antusiasme Pengguna Shopee di Seluruh Indonesia

  • BERITA REKOMENDASI

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat