androidvodic.com

Pemisahan Sistem Elektronik TikTok-Tokopedia Secara Backend, Pakar IT: Lebih Aman! - News

News - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan proses migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia sudah berjalan dengan perkembangan yang signifikan dan hampir rampung sesuai dengan target yang ditetapkan.

Kemendag menyatakan dari sisi backend TikTok Shop sudah berubah, di mana pembayaran sudah langsung berpindah sistem elektronik Tokopedia.

Menurut pakar IT dan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi, pemisahan sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia secara backend atau di balik layar itu justru lebih aman dari sisi keamanan siber, dibandingkan dengan pemisahan secara situs atau aplikasi. Backend merupakan bagian dari situs web yang tidak dilihat oleh pelanggan.

“Kita mengenal apa yang disebut API (Application Programming Interface) yang ini jauh lebih aman dari sisi data pengguna ketimbang pindah aplikasi, jadi pemisahan sistem di back-end sah-sah saja dan lazim terjadi di teknologi informasi,” kata Heru di Jakarta, dikutip TribunNews, Senin, (18/3/2024).

Baca juga: Pengamat: Pindah Aplikasi TikTok ke Tokopedia Berisiko Serangan Siber, Metode API Lebih Aman

Adapun lama waktu uji coba yakni 4 bulan yang diberikan Kemendag kepada TikTok dan Tokopedia ini dinilai wajar karena jika migrasi dilakukan dengan cepat di bawah 3 bulan, maka berisiko terjadi pelanggaran data (data breach) dan berpotensi memberi dampak ke pengalaman para pengguna.

Pendapat Heru ini juga senada dengan pakar IT lainnya yakni Alfons Tanujaya yang mengatakan dari sisi keamanan, metode yang digunakan dalam komunikasi antar server TikTok dan Tokopedia harus seamless atau perpindahannya semulus mungkin, dan jangan terlalu banyak berpindah situs. 

"Jump app sangat berisiko sehingga mudah disusupi Man in The Middle (MITM) attack. Kalau API (Application Programming Interface) lebih aman karena kedua server saling berhubungan langsung tanpa perantara dan jauh lebih sulit dieksploitasi dibandingkan jump app,” kata Alfons, pakar keamanan siber dan forensik digital, dalam keterangannya, Rabu (13/12/2023).

Di sisi lain, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan migrasi sistem elektronik TikTok-Tokopedia ini dibagi dalam tiga kelompok. Pertama adalah pembayaran. Pada kategori ini, Isy mengatakan prosesnya sudah berjalan 60 persen. Kedua, user dan data.

“Ketiga, merchant operational, itu meliputi tampilan-tampilan di front end-nya," kata Isy di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu (14/3/2024).

Dari ketiga kelompok itu, merchant operational sudah hampir 100 persen selesai. Sementara itu, kelompok data dan pembayaran masing-masing prosesnya tersisa 6 persen lagi.

Isy kemudian menyinggung soal pihak yang kerap salah paham bahwa TikTok Shop sebagai social commerce masih memfasilitasi transaksi di aplikasi media sosialnya.

Menurut Isy, sudah tidak ada transaksi lagi di TikTok Shop karena dari back end-nya sudah hampir semua ada di Tokopedia. "Di back end sudah beda. TikTok Shop enggak ada transaksi. Transaksi di Tokopedia. Di back end sudah semua," ujar Isy.

"Di back end itu tersisa mengenai link untuk invoice. Jadi, invoice itu masih tersisa belum selesai. Ada beberapa belum selesai. Sisa berapa persen itu. Secara global, transaksi itu tidak lagi di TikTok Shop, tapi di Tokopedia," lanjutnya.

Dalam Permendag 31/2023, social commerce seperti TikTok Shop dilarang mengadakan proses transaksi di dalam media sosialnya.

TikTok Shop kembali beroperasi di Indonesia sejak 12 Desember 2023 setelah TikTok membeli 75 persen saham baru yang diterbitkan PT Tokopedia, sehingga TikTok menjadi pemegang saham mayoritas Tokopedia, sisanya milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. TikTok menginvestasikan lebih dari 1,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 23 triliun.

Baca juga: Kemendag Terus Monitor Migrasi Sistem TikTok ke Tokopedia yang Sudah Berjalan 75 Persen

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat