androidvodic.com

Menakertrans Ida Fauziyah Sujud Syukur Terharu, Anaknya Hafal Qur’an 30 Juz di Pesantren BIMA - News

News, CIREBON - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Ida Fauziyah, larut dalam rasa bahagia dan haru saat mendengar nama putranya, Adilhaq Firmanda, sebagai salah satu santri yang sukses hafal Al-Qur’an sebanyak 30 juz hanya dalam waktu empat bulan.

Ida Fauziyah mengungkapkan rasa bahagianya dengan bersujud syukur di acara wisuda peserta Program Tahfidz Qur’an santri Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 (BIMA) yang berlangsung di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023).

“Saat mendengar Adil termasuk anak yang hafal 30 juz, saya langsung sujud syukur, kebahagiaan saya melebihi kebahagiaan memiliki apapun, kebahagiaan saya di atas kebahagiaan,” kata Ida Fauziyah yang diberi kesempatan menyampaikan sambutan dalam kapasitasnya sebagai Walisantri BIMA.

Ida Fauziyah berpesan, berapapun jumlah juz yang telah dihafal para santri adalah kesyukuran yang luar biasa, karena mereka telah berjuang hebat siang malam. Yang penting, menurutnya, jangan sampai hanya hafal saja tapi harus dilanjutkan dengan menjaga, mengamalkan, dan mengamalkan untuk orang lain.

Menakertrans, Ida Fauziyah, menyampaikan sambutan di acara Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023).
Menakertrans, Ida Fauziyah, menyampaikan sambutan di acara Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023). (Dokumentasi Pesantren BIMA/istimewa)

Menakertrans dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menyampaikan terima kasih yang luar biasa kepada Pengasuh Pesantren BIMA, KH. Imam Jazuli dan jajarannya sekaligus minta maaf bila ada santri-santri yang terkadang bikin kesel.

Diakui oleh K.H. Imam Jazuli, Lc. MA, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia 1& 2 bahwa Program Tahfidz Al-Quran adalah program yang paling berat. Karena itu, beliau sangat mengapresiasi keberhasilan yang fantastis dari para santri Bina Insan Mulia 2.

Wisuda Program Tahfidz Al-Quran tahun ini diikuti oleh 1000 santri dari Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2. Mereka adalah para santri SMP IT Bina Insan Mulia, SMK Bina Insan Mulia, Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional (MAUBI), SMP Unggulan Bertaraf Internasional, dan SMA Unggulan Bertarf Internasional.

Dalam sambutannya yang berapi-api, kiai muda yang kerap dijuluki ‘without the box thinker’ ini menyampaikan pesan mengenai fadhilah dunia-akhirat bagi penghafal al-Quran bagi yang bersangkutan dan orangtuanya nanti.

Selain itu, beliau juga mengingatkan jangan sampai hafalah al-Quran sebagai tujuan akhir, tidak dilanjutkan dengan usaha untuk mendalami dan memahaminya. “Akhirnya, hafalan al-Quran hanya sampai kerongkongan, dan itu sangat membahayakan,” tegas beliau.

Kepada para wali santri, beliau berpesan untuk menerima secara baik (ridlo) dan syukur berapa juz pun yang dicapai oleh putra-putrinya. Sebab, dalam menjalankan program tersebut, para santri telah berjuang optimal, penuh disiplin, dan termonitor progresnya oleh para pembimbing dan para guru.

“Setiap 10 anak, mendapatkan monitor satu pembimbing atau ustadz dan itu berjalan selama 6-8 jam perhari,” jelas Kiai Imam Jazuli.

Suasana Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023).
Suasana Wisuda Program Tahfidz Qur'an Pesantren Bima di Hotel Aston, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (25/6/2023). (Dokumentasi Pesantren BIMA/istimewa)

Khusus untuk Program Tahfidz Al-Quran tahun ini, capaian para santri SMP Unggulan Bertaraf Internasional dan SMA Unggulan Bertaraf Internasional Bina Insan Mulia 2 benar-benar memukau. Hanya dalam waktu efektif 4 bulan (satu semester), mereka mampu menghafal 30 juz.

“Dari 300 peserta, 40 orang berhasil sampai 30 juz. Sisanya beragama, dari 15 juz ke atas (30 persen), dan di atas 5 juz (50%),” jelas Ustadzah Siti Zahro, M.Pd.I, Kepala Sekolah SMA Unggulan Bertaraf Internasional Bina Insan Mulia.

Keberhasilan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 dalam mencetak para hafidz dan hafidzah tak lepas dari penerapan metode pembelajaran berbasis program yang dicetuskan oleh Pengasuh Pesantren sebagai revolusi inovatif. Atas keberhasilan itu, Pesantren Bina Insan Mulia kerap dijuluki pesantren program.

Pembelajaran berbasis program berbeda dengan pembelajaran berbasis buku atau berbasis jenjang. Pembelajaran berbasis program menerapkan target kinerja yang jelas, menuntut fokus dan disiplin, dan pendampingan yang optimal dalam sebuah program. Karena itu, pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Berita baru dari Pesantren Bina Insan Mulia dalam wisuda semester ini adalah dibukanya jenjang pendidikan baru, yaitu SD Internasional Bina Insan Mulia atau BIES (BIMA International Elementary School) di bulan Juli tahun ini. “Dengan BIES, kami ingin mendapatkan kader unggul pembangunan bangsa dari sejak dini,” papar Dr. H.C. Ubaydillah Anwar selaku Ketua Panitia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat