androidvodic.com

Kejinya Sindikat Narkoba di Medan kepada 'Informan' Polisi - News

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus

News, MEDAN - Usai salat Tarawih, Susanto (41) nongkrong bersama teman-temannya di Jalan Beringin VII, Gang Sukon, Percut Seituan, Medan, Selasa (21/6/2016) dini hari.

Perbincangan di antara mereka mengalir begitu saja. Tiba-tiba Emon dan Nanda datang lalu menyiramkan cairan soda api ke arah Susanto. Setelah itu keduanya kabur.

Teman-teman satu tongkrongan segera membawa Susanto ke rumahnya di Jalan Beringin, Gang Tomat. Di rumah ini Susanto menggelepar kepanasan, kemungkinan menelan cairan soda api.

"Kejadian penyiraman pukul satu dini hari. Terus, setelah dibawa pulang, sekitar pukul empat waktu sahur itu meninggallah adik saya," cerita Harianto, kakak kandung korban, di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Beredar kabar, Susanto sehari-hari sebagai buruh bangunan itu masuk daftar hitam di antara para pengedar narkoba di wilayahnya. Mereka menuding Susanto informan polisi atau 'rusa.'

"Kabar yang saya dapat memang begitu. Adik saya dibunuh karena dituduh sebagai kibus (rusa) polisi," beber Harianto.

Setelah disiram soda api, Susanto sempat menjelaskan siapa Emon dan Nanda, termasuk menyebut Heru yang baru saja keluar penjara sebagai bandar narkoba yang menyuruh keduanya.

Harianto memastikan Heru dan kaki tangannya salah sasaran. Selama ini Susanto tidak seperti yang mereka tuduhkan sebagai informan atau rusa polisi.

"Kenapa mereka menuduh adik saya sebagai kibus? Bukan berarti keluarga saya ada polisi (bertugas di Satresnarkoba Polresta Medan), kami jadi rusanya polisi," kata Harianto.

Bekas soda api melepuhkan wajah sampai paha Susanto. Keluarga membawa Susanto ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diautopsi.

"Dokter yang mengautopsi bilang, ada cairan soda api di dalam tubuh korban. Dokter menyebut, soda api itu sempat tertelan," ujar seorang petugas kepolisian yang melihat kondisi Susanto.

Kapolsek Percut Seituan, Komisaris Lesman Zendrato, mengatakan petugas masih memburu Emon dan Nanda untuk mengetahui motif mereka melemparkan soda api ke arah Susanto.

"Kami tidak bisa begitu saja menyebut kasus ini karena narkoba, sebab, kami perlu penyelidikan lebih jauh," ungkap Lesman.

Susanto meninggalkan seorang istri dan dua anak laki-laki masih kecil. Keluarga berharap polisi menangkap Emon dan Nanda. "Dan dihukum sesuai perbuatannya," pinta Harianto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat