androidvodic.com

Pohon Natal Limbah Kayu Jati Asal Ngawi Banyak Diminati Warga AS dan Italy - News

News, NGAWI - Menjelang perayaan Natal 2016 ini, permintaan pohon Natal berbahan limbah kayu jati terus mengalir terutama permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Italy.

Dalam sebulan seorang perajin limbah kayu jati di Sidowayah, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi bisa mengirim ke negara Amerika Serikat dan Italy satu Kontainer atau sekitar 500 buah.

"Bulan Desember awal seperti ini kiriman kami sudah harus sampai AS dan Italy. Tapi meski begitu untuk kalangan masyarakat mancanegara yang berada di Indonesia sampai awal bulan Desember ini permintaan masih terus mengalir,"kata Ny Gita Perawati pemilik gellery dan workshop UD Jati Alam di Desa Sidowayah, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi salah satu perajin pohon Natal dari limbah kayu jati ini kepada Surya, Selasa (6/12-2016).

Menurut Ny Gita, sejak bulan Juli lalu hingga November perusahaannya banjir pesanan pohon Natal berbahan limbah kayu jati.

Tahun 2016, ini pesanan untuk tujuan negara AS dan Italy menunjukan peningkatan.

"Hampir setiap tahun, pesanan bertambah tambah, dulu setiap bulan, biasanya mulai bulan Juli kiriman hanya satu kontainer atau 500 buah pohon Natal."

"Tapi tahun ini, untuk gallery saya bisa mengirim satu kontainer ditambah 3 truk kecil,"kata Ny Gita yang sudah menggeluti kerajinan limbah kayu jati lebih dari 11 tahun ini.

Untuk harga, lanjut Ny Gita, pohon natal terkecil dengan tinggi 70 centimeter dihargai sebesar Rp 100 ribu dan termahal dengan tinggi dua meter dihargai Rp 450 ribu.

Harga yang disebut itu merupakan harga untuk suplier dengan kondisi tanpa finishing (cat atau politur).

"Kita kirim ke eksportir Jakarta, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya dalam kondisi pohon Natal ini mentah atau setengah jadi (tanpa cat atau politur). Informasinya finishing dilakukan di negara pemesan,"kata perajin pemilik dua showroom di Jalan Raya Ngawi - Solo km 14 ini.

Menerima pesanan ratusan pohon Natal limbah kayu jati berbagai ukuran dan model setiap bulannya, perusahaan yang dikelola Ny Gita, dengan 25 karyawannya yang seluruhnya terampil membuat kerajinan dari limbah kayu jati ini bisa diselesaikan tepat waktu.

"Limbah kayu jati ini sistem pembelianya tidak seruwet bila kita membeli kayu jati gelondongan yang harus dilengkapi surat surat."

"Tapi sekarang ini, setelah banyak yang tahu setelah jadi karya seni bisa laku lebih mahal dari yang terbuat dari kayu jati gelondongan, limbah kayu ini semakin mahal dan sulit,"jelas Ny Gita.

Padahal, kata Ny Gita, dari pengumpul limbah kayu jati, harga jual ke pengepulnya tetap seperti 11 tahun lalu, saat dia mulai menggeluti kerajinan dari limbah jati ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat